BOGOR, KOMPAS.com Biasanya konstruksi tol baru dimulai setelah 100 persen lahan pada satu seksi tol dituntaskan pembebasannya. ”Jadi, kami telah memulai pekerjaan konstruksi sejak pertengahan Mei 2008 ketika luasan lahan yang dibebaskan baru 81 persen. Itu pun lahan yang dapat dikerjakan baru mencapai 42 persen,” kata Direktur Utama PT Marga Sarana Jabar Poncoyono Sudiro, Senin (23/11), saat peresmian jalan tol itu di Gerbang Tol Sentul Barat, Jabar. Ponco mengatakan, ”Kami memutuskan untuk memulai saja konstruksi walaupun pembebasan lahan belum beres. Namun, itu atas seizin pemegang saham.” Tol Lingkar Luar Bogor dibangun PT Marga Sarana Jabar. Perusahaan itu dibentuk oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan PT Jasa Sarana (BUMD Provinsi Jawa Barat) dengan komposisi saham 55 persen : 45 persen. Sebagian dana pembangunan jalan tol ini berasal dari dana internal para pemegang saham. Direktur Utama PT Bakrie Toll Harya Mitra Hidayat mengatakan, pengerjaan konstruksi sebelum 100 persen lahan dibebaskan ada kalanya terkendala perbankan. ”Umumnya, 30 persen dana pembangunan tol berasal dari investor, sedangkan sisanya dari perbankan. Persoalannya, dana tak bisa turun sebelum 100 persen lahan bebas,” ujarnya. Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan, seksi II Tol Bogor Ring Road dari Kedung Halang ke Simpang Yasmin sepanjang 4 kilometer direncanakan beroperasi 2012. Padahal, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta seksi II tol itu mulai dibangun tanpa jeda. Sebab, infrastruktur adalah akselerator pertumbuhan ekonomi. Berbeda dengan konstruksi seksi I dan seksi III yang dibangun pada permukaan tanah, seksi II dibangun dengan konstruksi layang sehingga biaya investasinya diperkirakan lebih besar dan sedang dihitung ulang kelayakan investasinya.