Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Century Gerus Kepercayaan Konsumen

Kompas.com - 07/12/2009, 08:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Selama November 2009, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah menurun. Ini tampak dari hasil survei Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang digelar Danareksa Research Institute (DRI) bulan lalu.

Hasil survei di enam wilayah menunjukkan, kepercayaan masyarakat kepada pemerintah di akhir November berada di level 110,7 poin atau turun 3 persen dibanding indeks di akhir Oktober 2009 yang berada pada level 114,2 poin.

Purbaya Yudhi Sadewa, Kepala Ekonom Danareksa Research Institute, menuturkan bahwa penurunan indeks tersebut berarti masyarakat belum merasakan perubahan kinerja pemerintah di sektor riil.

Penyebab lain kemerosotan indeks adalah kekecewaan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah di bidang hukum. "Persepsi masyarakat terhadap kepastian hukum sangat jelek," ujarnya, Jumat (4/11). Konflik antara KPK-Polri-kejaksaan dan masalah dana talangan Bank Century menjadi penyebab utama.

Meski lebih rendah dari indeks di bulan Oktober, Purbaya mengatakan bahwa kepercayaan masyarakat pada pemerintah pada bulan November ini masih berada di level yang tinggi. “Penurunan ini belum mengganggu," tuturnya.

Namun, jika penurunan indeks pada November diabaikan, kepercayaan masyarakat secara keseluruhan bisa rontok. "Ekspektasi akan ikut menurun," ujarnya.

Sementara itu, indeks keyakinan konsumen atau consumers confidence pada bulan November ini naik menjadi 88,4 poin dibanding akhir Oktober lalu. Indeks situasi sekarang (ISS) juga mengalami peningkatan sebesar 2,7 persen menjadi 72 poin. "Peningkatan ini didukung oleh keadaan ekonomi dan situasi di sekitar masyarakat yang membaik," ujar Purbaya.

Adapun indeks ekspektasi hanya mengalami peningkatan sebesar 0,4 persen ke level 100,8. Purbaya menuturkan, kondisi ini menunjukkan masyarakat masih menunggu adanya penurunan bunga pinjaman. "Meski ekonomi tumbuh, masyarakat masih hati-hati untuk memberikan ekspektasi pada level yang tinggi," katanya.

Purbaya mengingatkan, bunga kredit yang sulit turun akan membuat pertumbuhan sektor riil menjadi lamban. Yang tumbuh saat ini hanya kredit konsumsi, sedangkan kredit investasi dan kredit modal kerja malah cenderung merosot. Menurut Purbaya, hal ini harus diperhatikan meski ekonomi bisa dibilang dalam kondisi bagus.

Purbaya menambahkan, hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam hasil survei pada bulan November adalah penurunan indeks kepercayaan konsumen yang terjadi di kelompok masyarakat dengan pendapatan di bawah Rp 500.000 per bulan. "Penurunan yang terjadi cukup tajam, hingga mendekati titik terendah," ujarnya.

Penurunan tersebut menurut Purbaya menunjukkan kerisauan masyarakat lapisan bawah. "Karena itu harus diwaspadai dan diteliti lebih lanjut," katanya.  (Herry Prasetyo/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com