JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan penguatan rupiah dalam beberapa hari ke depan masih akan terus berlangsung. Hal didorong oleh serbuan dana asing ke berbagai instrumen portofolio di tanah air.
Deputi Gubernur BI Hartadi Agus Sarwono memperkirakan, dana asing masih akan banyak menyerbu berbagai macam instrumen portofolio di tanah air dari mulai Sertifikat BI (SBI), Surat Utang Negara (SUN), hingga pasar modal. "Feeling saya dalam beberapa hari ini memang akan naik terus," imbuh Hartadi, Senin (28/3/2010).
Serbuan dana asing ini juga yang mengerek rupiah hingga melejit mendekati angka Rp 9.000 per dollar AS. Hartadi menjelaskan, banyak sentimen positif dari perkembangan pemulihan ekonomi global yang terjadi belakangan. Misalnya, perkembangan penyelesaian krisis di Yunani.
"Yunani masuk IMF tanpa harus mendapat punish dari masyarakat, sedangkan dulu kan jika masuk IMF dianggap lemah. Selain itu, data-data indikator ekonomi Amerika Serikat yang baru dirilis juga bagus," jelasnya.
Berbagai macam indikator positif tersebut menaikkan risk appetite para investor sehingga mereka berbondong-bondong menyerbu instrumen portofolio.
Hartadi menilai, secara umum penguatan rupiah kali ini memang lebih berat ke faktor sentimen, bukan faktor fundamental seperti karena membaiknya kinerja ekspor. "Prospek penguatan masih ada, tapi tidak boleh terlalu kencang. Nanti kalau terlalu kencang, biar teman-teman (di bagian operasi moneter) menangani," paparnya. (Ruisa Khoiriyah/Kontan)