Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shinkansen Jakarta-Surabaya Cuma 3 Jam

Kompas.com - 19/05/2010, 21:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mau naik kereta api peluru alias Shinkansen? Tak perlu lagi ke Jepang atau Taiwan. Tak lama lagi Indonesia bakal memilikinya. "Jakarta-Surabaya bisa ditempuh dalam waktu tiga jam dengan kecepatan rata-rata per jam mencapai 240 kilometer," ungkap Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Muhartono, Rabu (19/5/2010) di Jakarta.

Jika semua lancar, maka tahun 2020 Shinkansen bisa mulai beroperasi. Investornya bisa 100 persen swasta, BUMN, BUMD, PT KAI (Kereta Api Indonesia), atau kerja sama di antara mereka. ”Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian memang membuka peluang tersebut untuk memicu pertumbuhan dunia usaha kereta api,” ujar Muhartono. Ia lalu memberi contoh proyek Angkutan Massal Cepat milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang melayani jalur Lebak Bulus-Dukuh Atas.

Menurut Muhartono, pembangunan jaringan kereta api berkecepatan tinggi atau high speed train (HST) akan memberi nilai tambah pada keseluruhan sistem transportasi di Tanah Air, mengurangi beban jalan raya, menghemat energi, dan mengurangi polusi. "Masyarakat jadi punya pilihan menggunakan moda transportasi," ucap Muhartono.

Belakangan, para petinggi Ditjen Perkeretaapian mulai memburu para investor asing, terutama investor Jepang dan China, yang berminat menanamkan modalnya di dunia perkeretaapian di Tanah Air. "China tampak kuat di pembangunan jaringan rel kereta api layangnya, sedangkan Jepang unggul di teknologinya. Nanti kita hitung, mana yang lebih menguntungkan buat kita," tutur Muhartono.

Ia menambahkan, jalur rel HST dibangun sendiri dan terpisah dari jaringan kereta api reguler. Oleh karena itu, pembangunan jaringan rel HST selalu ganda, melayani HST yang berangkat dan tiba. "Susunan gandanya bisa atas bawah, bisa atas-atas berjajar, tergantung yang dikehendaki investor," ucap Muhartono.

Tingkat keselamatan

Kereta api Shinkansen mulai diluncurkan di Jepang tanggal 1 Oktober 1964 saat olimpiade berlangsung di Tokyo. Selama kurang dari tiga tahun, kereta api ini melayani lebih dari 100 juta penumpang. Pada tahun 1976, kereta api yang meluncur bak peluru ini sudah melayani 1 miliar penumpang.

Tahun 1992, Jepang meluncurkan Shinkansen baru, ”Nazomi”, yang bisa dipacu 270 kilometer per jam. Kini, Jepang sedang mengembangkan landasan kereta api linear motor car yang bakal mampu menambah kecepatan Shinkansen.

Hingga kini belum ada daftar kecelakaan fatal yang menimpa Shinkansen sejak beroperasi 40 tahun lalu. Yang ada cuma orang yang terluka atau barang yang rusak karena terjepit pintu kereta api. Oleh karena itu, kehadiran Shinkansen di jalur Jakarta-Surabaya bakal jadi pesaing besar dunia usaha penerbangan yang belakangan disindir sebagai maskapai metromini karena rendahnya kualitas pelayanan dan seringnya terjadi kecelakaan.

Untuk menghadapi gempa bumi, Shinkansen dilengkapi sistem deteksi yang menghentikan laju kereta api. Generasi terakhir Shinkansen, Fastech 360, bahkan dilengkapi dengan sayap rem penahan angin untuk mempercepat penghentian kereta api saat gempa bumi terjadi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com