Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepeda Karbon Pertama dari Indonesia

Kompas.com - 28/09/2010, 17:56 WIB

BALI, KOMPAS.com — Pemanfaatan teknologi dan bahan dalam pembuatan sepeda kian beragam dan canggih. Bila dulunya pabrikan hanya mengenal bahan besi atau baja, kini penggunaan aluminium, titanium, scandium, bahkan karbon sudah menjadi hal biasa. Hal ini mengikuti perkembangan penggunaan sepeda yang tidak lagi sebagai sekadar alat transportasi, tetapi juga sarana olahraga, rekreasi, dan lomba.           Pencapaian revolusioner di bidang teknologi inilah yang kini tengah dijajaki pabrikan sepeda Polygon yang bermarkas di Sidoarjo, Jawa Timur. Saat ini, Polygon tak ragu merilis sepeda berbahan serat karbon yang melengkapi seri-seri berbahan aluminium yang beredar di pasaran. Bahan karbon ini antara lain akan dipakai pada sepeda dua suspensi, seri Collosus CRX-XTR dan CRX-XX.

Model tersebut menjadi bagian dari 20 lebih varian sepeda baru yang bakal dirilis di pasaran pada tahun 2011. Kehadiran produksi sepeda berbahan serat karbon boleh jadi menjadi kabar yang paling ditunggu penikmat sepeda di Tanah Air, mengingat inilah produksi sepeda berbahan karbon pertama yang diproduksi pabrikan lokal. Bahkan di jajaran pabrikan sepeda terkenal di dunia, tak semua pabrikan mampu memproduksi sepeda berbahan karbon pada model dua suspensi.   Tak hanya menyasar pada pasar lokal, produksi sepeda berbahan karbon ini juga untuk makin meningkatkan kepercayaan pasar internasional terhadap penerapan teknologi pabrikan sepeda di Tanah Air.     

Berbagai terapan teknologi serat karbon kini makin digemari. Selain ringan, karbon memiliki daya tahan yang tangguh. "Bahan ini memiliki kekuatan yang cukup lama dan tak terbatas ketimbang bahan sepeda lainnya," ujar Ridwan, Product Development Polygon, di Denpasar, Bali, Sabtu (25/9/2010).   

Dua model terbaru berbahan karbon tersebut masuk dalam sepeda dengan strata tertinggi di kelasnya. Pemanfaatan teknologi suspensi ini juga ditambah dengan penerapan  floating suspension system (FSS) yang membuat sepeda tetap nyaman dikendarai tanpa kehilangan tenaga karena goyangannya.

"Teknologi ini untuk meredam tekanan beban yang tinggi terhadap frame. Sistem ini lebih friendly terhadap kedua komponen tersebut," katanya.  

Collosus XTR memiliki spesifikasi komponen kelas atas yang membuatnya makin andal. Groupset menggunakan Shimano XTR 20 speed, ACT SL Horstlink Suspension Frame for BB91, garpu Fox 32 Fit RLC F100, dan wheelset Mavic Crossmax SLR UST.   

Adapun XX menggunakan Sram XX 20 speed, ACT SL Carbon Horstlink Suspension Frame for BB30, garpu Rockshox SID XX World Cup, dan wheelset Fulcrum Red Metal Zero XRP UST.   "Hingga saat ini, dua model seri ini masih dipamerkan di sejumlah negara di Eropa. Saat ini model tersebut berada di Australia, dan dalam waktu dekat baru akan kami perlihatkan ke kalangan publik Indonesia," ujar Peter Mulyadi, Manager Promotion PT Insera Sena, pabrikan sepeda Polygon.

Keseriusan menciptakan tren sepeda karbon dan pemenuhan kebutuhan pasar lokal juga terlihat dengan diproduksinya model Helios berbahan karbon. Helios 800TR dirancang untuk menjelajah lintasan velodrome.

"Sepeda jenis ini akan menjadi sepeda pertama yang diproduksi Polygon. Kebutuhan  sepeda jenis ini cukup tinggi. Selama ini, banyak atlet sepeda Indonesia yang hanya bisa membelinya dari luar (impor) dengan harga yang sangat mahal," ujar Peter.  

Selain tiga jenis di atas, pada tahun 2011, sejumlah varian baru dari berbagai jenis sepeda dihadirkan dengan pengembangan teknologi yang menyertainya. Model-model baru ini mewakili sepeda sesuai peruntukannya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Whats New
Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Whats New
Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Whats New
Bank Sampoerna Cetak Laba Bersih Rp 26,3 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank Sampoerna Cetak Laba Bersih Rp 26,3 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Perumnas Bangun Hunian Modern di Cengkareng untuk Milenial

Perumnas Bangun Hunian Modern di Cengkareng untuk Milenial

Whats New
Kemenkes Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Usia 45 Tahun Bisa Daftar

Kemenkes Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Usia 45 Tahun Bisa Daftar

Whats New
Miliarder-miliarder Dunia Ini Raup Kekayaan dari Cokelat dan Permen

Miliarder-miliarder Dunia Ini Raup Kekayaan dari Cokelat dan Permen

Earn Smart
Kelas 1, 2, 3 BPJS Kesehatan Dihapus, Pemerintah Ganti Jadi KRIS

Kelas 1, 2, 3 BPJS Kesehatan Dihapus, Pemerintah Ganti Jadi KRIS

Whats New
Cegah Kecelakaan Bus Tak Berizin Terulang, Ini Sederet Catatan untuk Pemerintah

Cegah Kecelakaan Bus Tak Berizin Terulang, Ini Sederet Catatan untuk Pemerintah

Whats New
Fortress Pintu Baja Dukung Synergy Golf Party 2024

Fortress Pintu Baja Dukung Synergy Golf Party 2024

Rilis
10 Kota Terkaya di Dunia, 4 Ada di Asia

10 Kota Terkaya di Dunia, 4 Ada di Asia

Whats New
Ikan Bilih Danau Singkarak Terancam Punah, KKP Siapkan Aturan Pengelolaannya

Ikan Bilih Danau Singkarak Terancam Punah, KKP Siapkan Aturan Pengelolaannya

Whats New
Anniversary Ke-15, AUDY Dental Perkenalkan Logo Baru dan Beri Apresiasi kepada Karyawan dan Dokter

Anniversary Ke-15, AUDY Dental Perkenalkan Logo Baru dan Beri Apresiasi kepada Karyawan dan Dokter

Whats New
Australia Hadapi Krisis Perumahan, Ini Penyebabnya

Australia Hadapi Krisis Perumahan, Ini Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com