Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Peringkat Indonesia Tergantung R&I

Kompas.com - 18/11/2010, 12:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Peningkatan peringkat utang Indonesia di pasar modal Jepang hingga saat ini belum maksimal karena baru satu dari dua lembaga pemeringkat utang di negara itu yang sudah memberikan peringkat utang maksimal bagi Indonesia atau investment grade, yakni Japan Credit Rating Agency atau JCRA. Adapun lembaga pemeringkat utang Jepang lainnya, yakni R&I, belum memberikan peringkat utang maksimal kepada Indonesia.

"Rating agency (lembaga pemeringkat utang) yang memberikan investment grade baru satu, padahal di Jepang ada dua lembaga pemeringkat utang. Meski demikian, R&I (Rating and Investment) sedang mempertimbangkan untuk segera memberikan investment grade," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan, Rahmat Waluyanto di Jakarta, Kamis (18/11/2010).

Indonesia sangat menantikan peningkatan peringkat utangnya karena akan memengaruhi strategi penerbitan obligasi pemerintah. Jika status peringkat utang Indonesia sudah mencapai investment grade,  Kementerian Keuangan tidak membutuhkan penjaminan dari Bank Jepang untuk Kerja Sama Internasional (JBIC) pada setiap penerbitan obligasi di pasar modal Jepang. Selain itu, beban kupon yang harus dibayar lebih rendah.

Pelaku pasar modal Jepang sangat ketat dalam menyeleksi produk keuangan yang ditawarkan oleh penerbit dari luar Jepang. Mereka hanya bersedia membeli instrumen keuangan yang berasal dari penerbit dengan status investment grade. Indonesia membutuhkan penjaminan JBIC agar masuk ke pasar Jepang karena belum mendapatkan peringkat utang investment grade.

Menurut Rahmat, selain R&I, lembaga pemeringkat utang internasional dari luar Jepang pun belum memberikan peringkat utang investment grade, yakni Standard & Poors, Moody's, dan Fitch. Peringkat utang yang diberikan mereka ke Indonesia masih di dua notches (jarak pada pemeringkatan utang) di bawah investment grade. Sementara JCRA sudah memberikan peringkat BBB- sehingga sudah investment grade.

Atas dasar itu, pemerintah belum memutuskan program penjaminan JBIC atas obligasi negara yang diterbitkan Indonesia. Kecuali jika R&I memberikan investment grade, Indonesia akan menghentikan program penjaminan JBIC tersebut. "Samurai bond (obligasi yang diterbitkan di Jepang) masih membutuhkan penjaminan JBIC kecuali kalau R&I memberikan investment grade," ujarnya.

Hingga saat ini pemerintah sudah menerbitkan dua kali Samurai Bond, pertama pada Juli 2009 dan yang kedua 12 November 2010. Terjadi perbedaan skema pada kedua penerbitan itu.

Pada Juli 2009 skema penerbitannya masih mengikuti Market Access Support Facility (MASF) atau fasilitas dukungan akses ke pasar Jepang yang diperlukan karena Indonesia masih dalam tekanan krisis keuangan global. Adapun pada penerbitan kedua, Guarantee and Acquisition toward Tokyo market Enhancement (GATE), diperlukan untuk mendorong penerbitan Samurai Bond lebih besar dan lebih sering.

Jaminan GATE tidak hanya diberikan kepada obligasi yang diterbitkan Kementerian Keuangan, tetapi juga oleh badan-badan usaha milik negara (BUMN) yang mencari tambahan dana dari pasar obligasi Jepang. "Penggunaan skema GATE diikuti juga oleh turunnya fee (premi) penjaminan dari JBIC. Fee-nya kini sudah turun 50 persen dibandingkan dengan fee yang kami bayar tahun lalu," kata Rahmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com