Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jalur Sutra" Perkuat Tekad

Kompas.com - 22/12/2010, 09:34 WIB

Simon Saragih

ISTANBUL, KOMPAS.com - Para pejabat senior Economic Cooperation Organisation yang beranggotakan 10 negara mengevaluasi Misi 2015 untuk mewujudkan perjanjian perdagangan berupa penurunan tarif dan harmonisasi sistem kepabeanan negara anggota pada tahun 2015.

Negara-negara anggota Economic Cooperation Organisation (ECO) adalah Turki, Pakistan, Iran, Afganistan, Azerbaijan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Kirgistan, dan Kazakstan. Para pejabat senior ECO bertemu di Hotel Conrad, Istanbul, Senin-Selasa (20-21/12/2010), tetapi tidak mengadakan jumpa pers.

ECO merupakan perkembangan dari Kerja Sama Regional untuk Pembangunan (Regional Cooperation for Development/RCD), yang dimulai pada tahun 1964 dan bertahan hingga 1979, saat Revolusi Iran meletus dan membuyarkan RCD. Pada 1985 para pendiri RCD, Iran, Turki, dan Pakistan, kembali menghidupkan organisasi itu, dan pada 1992 mengajak tujuh negara lain untuk bergabung.

ECO terdiri atas negara-negara yang dulu merupakan lintasan jalur sutra, sarana perdagangan Asia-Eropa. Para pejabat ECO, menurut Sekretariat ECO, juga akan membahas usulan penciptaan mata uang tunggal, yang tahun lalu disampaikan oleh Presiden Kazakstan Nursultan Abishevich Nazarbayev. Namun, penekanan utama sekarang ini adalah fokus pada kelancaran arus perdagangan barang.

ECO sedang mencoba menawarkan penurunan tarif atas lebih dari 2.000 nomenclature komoditas yang diperdagangkan di kawasan ECO. Jika hal ini berhasil disepakati, negara-negara di luar ECO juga akan bisa menikmati penurunan tarif serupa sepanjang bersedia memberlakukan penurunan tarif serupa kepada ECO sehingga tidak menyalahi prinsip nondiskriminasi berdasarkan peraturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Siaran pers Departemen Luar Negeri Turki, Senin, menyebutkan, selain membahas penurunan tarif komoditas, ECO juga akan memperdalam pembahasan pembangunan sarana transportasi darat, seperti jalan raya dan kereta api, yang kini masih jauh dari memadai, karena masih belum tersambungkan dengan baik. Pihak Turkmenistan mengusulkan pengembangan koridor transportasi darat, mulai dari utara (Kazakstan) ke Selatan (Iran, Pakistan).

ECO yang berpenduduk 420 juta jiwa (bukan 350 juta) masih belum mencapai kemajuan berarti sejak berdiri pada 1992. Ketersambungan sarana transportasi masih rendah sehingga menghambat cita-cita untuk memperdalam kerja sama ekonomi.

Namun, Sekretariat ECO mengatakan, sejumlah komitmen telah dicanangkan, khusus soal pengembangan lebih serius jalur transportasi darat karena sebagian besar wilayah ECO bersifat land locked atau tidak memiliki lautan.

Sekretariat ECO memiliki optimisme, jika hal-hal mendasar itu diperbaiki dan mencapai kemajuan, bukan mustahil kawasan ini menjadi salah satu sentra pertumbuhan ekonomi dunia di tengah pemudaran kejayaan perekonomian Eropa dan AS.

ECO memiliki potensi menjadi blok ekonomi yang besar mengingat hampir semua negara anggotanya kaya minyak walau sebagian masih terus didera perang melawan terorisme dan berada di bawah tekanan asing, seperti Afganistan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com