Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Mata Uang Hanya Rekayasa Amerika

Kompas.com - 23/12/2010, 11:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Perang mata uang dunia ternyata hanya rekayasa Amerika  Serikat untuk menekan China agar mata uang yuan bisa dibuat kuat supaya produk-produk AS bisa bersaing di pasar internasional.

Hal itu dikemukakan pengamat pasar uang Farial Anwar, dalam seminar proyeksi ekonomi Indonesia 2011 yang diselenggarakan lembaga kajian ekonomi dan keuangan Indef di Jakarta, Kamis (23/12).

Menurut Farial, dari tahun 2003 hingga 2010, seluruh mata uang Asia menguat terhadap dollar AS, kecuali mata uang rupiah dan dollar Hongkong.

Selama tujuh tahun rupiah justru melemah terhadap dollar AS sebesar 6,1 persen sedangkan dollar Hongkong melemah 0,3 persen.

Mengapa kurs rupiah mudah guncang? Kata Farial, hal itu karena Bank Indonesia menerapkan rezim devisa bebas dan sistem nilai tukar mengambang bebas.

"Selain itu, perdagangan rupiah di pasar uang tidak likuid dan pasarnya tipis sehingga mudah terguncang" ujar Farial.

Saat ini, kata Farial, terjadi ketidakseimbangan dan ketidakpastian ekonomi global. Dampak guncangan ekonomi tahun 2008-2009 masih terus berlanjut ke tahun 2010.

"Amerika masih berusaha keras untuk keluar dari resesi. Sementara negara-negara Uni Eropa dilanda krisis fiskal," ujar Farial Anwar. (Dilaporkan Wartawan Kompas Tjahja Gunawan Diredja)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com