Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Avrist Targetkan Pertumbuhan Premi 80 Persen

Kompas.com - 23/12/2010, 18:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Avrist Assurance (Avrist) pada 2011 menargetkan pertumbuhan premi lebih dari 80 persen dibanding 2010. Tahun ini, pendapatan premi Avrist sampai dengan November 2010 (unaudited) sebesar lebih dari Rp 1.5 triliun.

”Kami melakukan berbagai pengembangan di segala aspek guna memenuhi kebutuhan nasabah, dan melalui pengembangan ini kami berharap akan dapat mencapai target pertumbuhan bisnis Avrist. Di tahun 2011, Avrist mentargetkan nilai pertumbuhan premi sebesar lebih dari 80 persen dari pencapaian tahun 2010,” sebut Presiden Direktur Avrist Harry Harmain Diah.

Menurutnya, salah satu strategi yang telah dijalankan Avrist dalam memperluas cakupan distribusinya adalah dengan bekerjasama dengan Muslimat Nahdlatul Ulama, salah satu organisasi massa Islam terbesar di Indonesia dengan jumlah anggota lebih dari 12 juta orang. Dalam kerjasama ini diharapkan akan semakin menumbuhkan tenaga penjual. Avrist memiliki target pencapaian di tahun 2012 yaitu untuk memiliki 400 titik pemasaran dan 20.000 tenaga penjual.

Dalam pengembangan sayap pemasaran, Avrist juga didukung lebih dari 4.000 agen, dimana lebih dari 90 persen sudah memiliki lisensi keagenan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI); melalui kanal distribusi alternatif, Avrist telah menjalin kerjasama dengan lebih dari 15 mitra bank dan 3 mitra non-bank. "Selain itu, divisi Employee Benefit juga telah bekerja sama dengan lebih dari 45 broker asuransi, tenaga penjual langsung, serta dengan lebih dari 450 rumah sakit rekanan untuk melayani lebih dari 1.750 nasabah korporat," tambahnya.

Berdasarkan laporan keuangan yang belum diaudit per November 2010, Avrist memiliki RBC sebesar 787 persen jauh diatas ketentuan Pemerintah sebesar 120 persen, aset lebih dari Rp 9,4 triliun  atau naik 29 persen dari pencapaian di periode yang sama tahun lalu.

Perusahaan yang lebih dari setahun yang lalu melakukan pergantian nama ini memperkuat posisinya dalam kancah persaingan industri asuransi di Indonesia. "Hal ini dapat dibuktikan dukungan serta kepercayaaan nasabah, dengan nilai rasio persistensi (persistency ratio) dari tahun 2009 hingga 2010 mencapai nilai 92 persen," sebut Harry.

Avrist sebutnya, juga telah mendapatkan kepercayaan internasional, yakni dengan bergabungnya DEG dan Meiji Yasuda Life sebagai investor.

Untuk diketahui saja, saat ini, komposisi kepemilikan saham Avrist adalah 23 persen dimiliki oleh DEG, 5 persen dimiliki oleh Meiji Yasuda Life dan sisanya dimiliki oleh pemegang saham Indonesia. "Dengan adanya paduan kekuatan tersebut, Avrist telah menyusun berbagai strategi untuk dapat mengembangkan bisnis dan juga ekspansi jangkauan distribusi," tambah Harry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com