Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tunda IPO Sejumlah BUMN

Kompas.com - 29/12/2010, 11:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian BUMN memilih menangguhkan rencana penawaran publik perdana Initial Public Offering (IPO) sejumlah perusahaan milik pemerintah. Deputi Menteri BUMN Bidang Privatisasi dan Restrukturisasi Pandu Djajanto mengungkapkan perusahaan jangan terlalu gampang untuk menerbitkan IPO. “Jika perusahaan hanya ingin mencari dana Rp 300 miliar hingga Rp 600 miliar saja bisa dengan menerbitkan surat utang atau obligasi, jadi masih ada banyak solusi sebelum mengeluarkan IPO,” jelas Pandu.

Kementerian BUMN rupanya lebih memilih opsi penerbitan obligasi sebagai sumber pendanaan perusahaan. “Kami mengupayakan agar saham pemerintah bertahan seperti saat ini, dan tidak berkurang hanya karena ingin mencari dana yang tidak terlalu besar, sekitar Rp 300 miliar-Rp 600 miliar,” ucapnya, Selasa (28/12/2010).

Menurut Pandu, BUMN bisa melaksanakan IPO jika dana yang dicari memang masuk kategori besar dan memungkinkan kepemilikan pemerintah terdilusi. Untuk opsi ini, Kementerian BUMN kembali mengkaji sejumlah perusahaan yang mungkin bisa IPO.

Beberapa perusahaan yang direncanakan akan diprivatisasi melalui IPO di antaranya PT Jasindo (Persero), PT Semen Baturaja (Persero), PT Industri Telekomunikasi, serta PT Hutama Karya (Persero). Di luar itu, BUMN yang sudah dapat dipastikan akan IPO adalah PT Garuda Indonesia (Persero).

Untuk Semen Baturaja, rencana IPO ditargetkan memperoleh dana Rp1 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun pabrik semen baru dengan kapasitas produksi sebesar 1,5 juta ton per tahun. Sementara itu, Jasindo menargetkan bisa meraup dana Rp 500 miliar – Rp 600 miliar dalam IPO yang direncanakan dilakukan pada tahun depan. Dana tersebut akan dipakai untuk memperkuat modal kerja perseroan.

Hutama Karya juga bersiap melaksanakan IPO untuk menambah modal perseroan. Namun demikian, perusahaan ini masih diminta menyelesaikan masalah legal terkait dengan salah satu ruas proyek JORR (Jakarta Outer Ring Road) . Pandu menambahkan meskipun mengkaji kembali, pihaknya masih membuka kemungkinan privatisasi BUMN melalui IPO pada tahun depan. “Bagaimanapun, kita harus memanfaatkan momen pada kuartal I/ 2011,” ucapnya.

Sedangkan untuk Garuda Indonesia Pandu mengharapkan, “Ketika melepas saham pemerintah seperti Garuda ini, nantinya dengan harapan investornya adalah orang asli Indonesia. Kami berharap hasil IPO bisa digunakan perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan bagi pemerintah sendiri bukan hanya untuk memperoleh dana yang diperuntukkan buat APBN,” harap Pandu.

Menurut Pandu, dana hasil IPO sebaiknya hanya untuk kepentingan pengembangan perusahaan. “Potensi perusahaan yang bisa di-IPO kan memang banyak. Kita mau tata lagi, agar nilainya maksimal,” jelas Pandu. Dengan adanya tren perkembangan pasar modal yang baik diharapkan nantinya saham perusahaan milik pemerintah yang dilepas di bursa bisa mendapatkan respons positif. "Kita akan memaksimalkan momentum perkembangan pasar modal di mana tren pasar modal akan sangat baik. Nah untuk itu kita juga akan membenahi proses privatisasi agar lebih matang," tutupnya. (Bambang Rakhmanto/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

Whats New
Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Bank OCBC NISP Raup Laba Bersih Rp 1,17 Triliun per Kuartal I-2024

Bank OCBC NISP Raup Laba Bersih Rp 1,17 Triliun per Kuartal I-2024

Whats New
Resmikan Jarvis 2024, Menperin Pacu Kualitas dan Kuantitas Pendidikan Vokasi Industri

Resmikan Jarvis 2024, Menperin Pacu Kualitas dan Kuantitas Pendidikan Vokasi Industri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com