Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Hadapi Ancaman Krisis Pangan-Energi

Kompas.com - 06/01/2011, 17:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat ekonomi Hendri Saparini berpendapat, pada tahun 2011 Indonesia akan menghadapi tantangan krisis pangan dan krisis energi. Atas kondisi tersebut, tanpa ada kekuatan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan, kondisi perekonomian Indonesia ke depan akan memburuk. "Tanpa ada peran besar pemerintah, tanpa menjaga stabilitas harga pangan, ini akan bahaya pada 2012," katanya di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (6/1/2011).

Hendri mengatakan, stabilitas harga pangan perlu dikontrol pemerintah. Harga pangan tidak bisa dibiarkan hanya mengikuti mekanisme pasar. "Tidak bisa pangan dilepaskan pada mekanisme pasar. Operasi pasar terbanyak hanya 50 titik di seluruh provinsi," ujarnya.

Penyebab inflasi pangan dunia tahun ini, lanjut Hendri, berbeda dengan tahun 2008. Pada tahun 2008 konsumsi dan spekulasi pangan terjadi karena ada banyak dana di pasar global, sementara tahun ini masalah perubahan iklim turut memengaruhi inflasi pangan dunia. "Kita tidak tahu akan selesai kapan. Thailand sudah mengurangi ekspor beras, Vietnam sudah siap-siap," kata Hendri.

Akibat perubahan musim tersebut, pasokan pangan seperti beras secara global terancam berkurang. Sementara Indonesia, lanjut Hendri, hingga kini belum memiliki stok simpanan beras setiap tahunnya. "Indonesia produksi 38 ton, konsumsi 33 ton, sisa 5 ton. Harusnya Bulog punya stok, tetapi kenapa sekarang Bulog tidak ada stok? Harus ada perubahan stabilitas harga pangan," ungkapnya.

Selain mengontrol stabilitas harga pangan, pemerintah, lanjut Hendri, juga harus dapat memanfaatkan teknologi tepat guna dalam menjaga harga pangan. "Harga cabai mahal. Saya sedih kenapa solusinya malah menanam cabai di rumah. Ini seperti TKI, solusinya HP. Jadi, ada permasalahan besar pada pengelolaan ekonomi kita. Tidak ada penyelesaian masalah," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com