Ditjen Pajak Butuh Pemimpin yang Jujur

BANJARMASIN, KOMPAS.com — Direktorat Jenderal Pajak membutuhkan pemimpin yang jujur dan disiplin sehingga aparat pajak yang menjadi bawahannya akan memiliki keteguhan dalam menjalankan tugasnya. Pemimpin lembaga yang memiliki tanggung jawab terbesar dalam menghimpun penerimaan negara terbesar ini wajib memotivasi anak buahnya sehingga cara kerjanya stabil.

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa mengungkapkan hal tersebut di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (21/1/2011) saat ditanya tentang terpilihnya Fuad Rahmany sebagai Direktur Jenderal Pajak yang baru, menggantikan pejabat lama Mohammad Tjiptardjo.

Menurut Erwin, Ditjen Pajak membutuhkan pemimpin yang fokus sehingga tidak mudah diombang-ambingkan berbagai isu yang mengganggu kinerjanya. "Aparat pajak harus senantiasa dimotivasi agar dapat bekerja dengan jujur dan disiplin tinggi. Fuad Rahmany sudah berpengalaman di Bapepam-LK. Saya harap hal yang sama dapat dilakukan di Ditjen Pajak ke depan," ungkapnya.

Fuad Rahmany secara resmi menggantikan Mohammad Tjiptardjo sebagai Direktur Jenderal Pajak dalam pelantikan yang digelar pada Jumat pagi. Tjiptardjo sendiri akan memasuki masa pensiun.

Selain Fuad, enam posisi lain telah diisi pejabat baru. Pertama, posisi Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal diisi oleh Bambang Permadi Brodjonegoro, menggantikan pejabat lama Anggito Abimanyu. Kedua, Dirjen Perimbangan Keuangan diisi oleh Marwanto, menggantikan pejabat lama Mardiasmo, yang kini menjadi Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

Ketiga, posisi Dirjen Perbendaharaan ditempati Agus Supriyanto, menggantikan Herry Purnomo yang diangkat sebagai Dirjen Anggaran. Keempat, Herry menjadi Dirjen Anggaran menggantikan Anny Ratnawati yang kini menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan.

Kelima, jabatan Inspektur Jenderal diserahkan kepada Sonny Loho, menggantikan Hekinus Manao yang menjadi salah seorang pejabat tinggi di Bank Dunia, Washington DC, Amerika Serikat. Keenam, posisi Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (pengelola Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) diserahkan kepada Kamil Sjoeib.