Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Tertekan Aksi Ambil Untung

Kompas.com - 22/02/2011, 10:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mata uang rupiah pada Selasa (22/2/2011) pagi  melemah akibat aksi ambil untung atau "profit taking" pelaku pasar setelah mencatatkan rally minggu lalu.      Kurs mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta pada Selasa pagi terkoreksi sebesar 17 poin ke posisi Rp 8.877 dibanding sebelumnya yang sebesar Rp 8.860.

Analis Asjaya Indosurya Securities, Reza Priyambada, di Jakarta, Selasa, mengatakan, dollar AS yang selama sepekan ini berada dalam tren "bearish" (pelemahan). "Pelemahan mata uang Asia lainnya terhadap dollar AS menjadi salah satu katalis pelemahan rupiah," kata dia.      Ia menambahkan, pergolakan sosial di Timur Tengah dan Afrika Utara diperkirakan dapat memberi sentimen negatif pada pasar uang termasuk mata uang rupiah. Investor global akan cenderung memilih porfolionya dalam posisi tunai. "Meskipun demikian, analis tidak melihat lebih banyak ruang penguatan mengingat pasar sudah mengantisipasi hal ini," katanya.      Ia mengatakan, pelemahan mata uang dalam negeri ini seiring dengan terkoreksinya indeks harga saham gabungan (IHSG) yang dibuka tertekan. "Kembali maraknya investor melepas saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi salah satu faktor penguatan rupiah," kata dia.

Ia menambahkan, pergolakan antipemerintah yang tengah meluas di sekitar Afrika Utara dan beberapa negara Timur Tengah mulai mengkhawatirkan dan akan berimbas pada harga minyak yang berfluktuasi. "Fluktuasi harga minyak menjadi cukup tajam, membuat ketidakpastian baru di pasar keuangan global," kata dia.      Ia menambahkan, jika kondisi Afrika Utara dan Timur Tengah berkepanjangan, secara umum ekonomi global akan terkena imbas tidak baik dari kondisi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com