Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fasilitas Gas Bergerak Dipercepat

Kompas.com - 03/03/2011, 12:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mempercepat pembangunan LNG floating receiving terminal atau fasilitas pengangkutan dan pengolahan gas alam cair pada tahun 2011, sehingga pasokan gas untuk pembangkit listrik milik PLN dapat diamankan. Fasilitas ini dibutuhkan untuk mengangkut gas dari daerah sumber gas di kawasan Timur Indonesia ke daerah yang minus pasokan gas.

"Tahun ini akan ada tiga LNG floating receiving terminal cuma kita memang tidak bisa hanya berhenti di fasilitas itu," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedi Saleh di Jakarta, Kamis (3/3/2011) sebelum menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas dengan Menteri Koordinasi Perekonomian Hatta Rajasa.

Menurut Darwin, Indonesia membutuhkan fasilitas pengangkutan gas yang dapat mengamankan pasokan gas ke daerah yang minus gas. Daerah yang siap membangun LNG floating receiving terminal adalah Sumatera Utara, Jakarta, dan Jawa Tengah atau Jawa Timur.

"Itu bagian dari yang harus kita percepat. Yang paling maju perkembangannya adalah Jakarta, Sumatera Utara, dan Jawa Timur atau Jawa Tengah. Jawa Tengah atau Jawa Timur belum diputus, karena menyangkut pertimbangan korporasi," ujarnya.

Ketiga LNG floating receiving terminal itu berukuran besar, karena mampu menampung 160.000 standar kaki kubik. Namun, pemerintah berusaha agar LNG floating receiving terminal yang berukuran mini dan menengah juga perlu dikembangkan.

"Indonesia itu antara daerah yang surplus dan defisit gas itu terpisah. Daerah surplus gas itu ada di Papua, Kalimantan, dan Maluku. Ada juga sedikit di Riau, namun daerah defisit gas itu banyak di Sumatra dan khususnya di Jawa. Dan ini membutuhkan infrastruktur," ujar Darwin.

Sebelumnya, sudah terbentuk perusahaan joint venture Floating Storage and Regasification Terminal (FSRT) gas alam cair (LNG) antara PT Pertamina (Persero) dengan PT Perusahaan Gas Negara, Tbk. Perusahaan gabungan ini menghasilkan sebuah perusahaan baru, yakni PT Nusantara Regas.

Penandatanganan Akta pendirian tersebut dilakukan oleh pemegang saham masing-masing perusahaan, yaitu Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Frederick ST Siahaan dan Direktur Pengembangan PGN Bambang Banyudoyo. Ini pertama kalinya dilakukan dan melahirkan satu perusahaan yang memungkinkan terjadinya diversifikasi suplai gas di Indonesia.

Receiving LNG dirancang tiga tempat, yaitu di Jawa Barat/DKI Jakarta, Medan, dan Jawa Timur. Ada permintaan dari pemerintah agar Pertamina segera menyelesaikan FS (floating storage) di Jawa Timur, sedangkan yang di Jawa Barat, DKI Jakarta, serta Medan kelihatannya lancar dan Jawa Timur segera dirampungkan.

LNG floating receiving terminal bisa memompa gas menuju pipa-pipa distribusi yang jangkauannya hingga 500-600 kilometer. Dengan demikian gas yang di darat itu akan tersuplai dalam bentuk gas biasa kepada para pelanggan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com