Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Defisit Tak Bisa Ditahan di 1,8 Persen

Kompas.com - 04/03/2011, 14:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan memperhitungkan bahwa defisit APBN 2011 tidak dapat ditahan lagi di target awal yang telah ditetapkan, yakni 1,8 persen terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB. Tingginya harga minyak mentah di pasar internasional dan diperparah dengan rendahnya produksi minyak mentah siap jual atau lifting menyebabkan anggaran belanja negara melonjak.

"Kenaikan anggaran belanja itu mencapai triliunan rupiah, sementara kenaikan penerimaan negara akibat kenaikan penjualan minyak dan gas hanya sebesar Rp 200 miliar. Namun, pemerintah pada saat yang sama harus memenuhi amanat undang-undang dasar yang harus memenuhi anggaran pendidikan, yakni 20 persen dari anggaran belanja," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Bambang Bordjonegoro di Jakarta, Jumat (4/3/2011).

Menurut Bambang, jika hanya memperhitungkan penerimaan minyak dan gas (migas) akibat kenaikan harga minyak mentah di pasar dunia, APBN 2011 sebenarnya masih mengalami surplus. "Namun, jika memperhitungkan kondisi APBN 2011, ternyata defisit bertambah," ujarnya.

Dalam tahun 2011, pendapatan negara dan hibah mencapai Rp 1.104,9 triliun meningkat sebesar Rp 112,5 triliun atau 11,3 persen jika dibandingkan dengan APBN Perubahan (APBN-P) 2010 yang sebagian besar didukung oleh penerimaan perpajakan. Penerimaan perpajakan dalam tahun 2011 diperkirakan akan mencapai Rp 850,3 triliun (12,1 persen terhadap PDB), yang berarti mengalami kenaikan sebesar 14,4 persen dari target APBN-P 2010.

Dalam periode 2005-2009, defisit APBN dapat dijaga pada level kurang dari 2 persen terhadap PDB. Pada tahun 2007, defisit APBN mencapai Rp 50,1 triliun atau 1,3 persen terhadap PDB. Sedangkan pada tahun 2008, defisit APBN mengalami penurunan menjadi Rp4,1 triliun atau 0,1 persen terhadap PDB. Penurunan defisit anggaran dalam tahun 2008 terutama disebabkan oleh relatif rendahnya realisasi belanja Kementerian Negara/Lembaga (K/L), serta terjadinya lonjakan penerimaan perpajakan yang realisasinya mencapai 13,3 persen terhadap PDB. Selanjutnya, di tahun 2009 defisit APBN kembali mengalami kenaikan menjadi Rp88,6 triliun atau 1,6 persen dari PDB. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com