Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boneka Limbah Pisang Menembus Eropa

Kompas.com - 06/03/2011, 18:19 WIB

KOMPAS.com — Di tangan Supartini atau lebih dikenal dengan nama Tien Soebandiri, limbah pelepah pisang bisa disulap menjadi produk kerajinan bernilai jual tinggi.

”Pada dasarnya saya suka berkreasi dengan kerajinan dari bahan apa pun. Kalau kelobot atau kulit jagung dan daun kering rasanya sudah sering, saya iseng coba pelepah pisang waktu itu,” kata wanita dengan empat cucu ini.

Idenya sederhana, menjadikan pelepah pisang sebagai produk kerajinan khas lokal yang bisa ditenteng sebagai oleh-oleh bagi wisatawan. ”Suami saya kalau ke luar negeri sering beli kerajinan khas negara tersebut. Kebanyakan berupa boneka. Saya terinspirasi dari situ, menjadikan pelepah pisang sebagai boneka yang mudah ditenteng wisatawan,” kata wanita berusia 66 tahun ini.

Awalnya, ia hanya bermodal satu gedebok pisang yang sudah dikeringkan untuk diuji coba. Bahannya, kawat sebagai kerangka, lem dan benang untuk rambut. Untuk boneka besar yang lebih dari 20 cm, kerangkanya dari botol. Baju boneka bisa di-mix pelepah pisang kering, kelobot, kepompong, dan daun kering. Untuk rambutnya, bisa terbuat dari serabut jambe atau potongan tali karung.

”Saya bikin 2–4 boneka sebagai contoh. Setelah direspons, barulah bikin dalam jumlah banyak. Order terbanyak ekspor ke Jepang dan Eropa, tapi tidak ekspor langsung melainkan lewat buyer dari Jakarta yang mengirimkan ke sana,” ujar Tien saat ditemui di rumahnya di Jalan Ciliwung, Surabaya.

Untuk boneka yang kecil-kecil setinggi 20 cm, harganya berkisar Rp 50.000–Rp70.000, sedangkan yang berukuran besar antara Rp 100.000–Rp 150.000. Harga bisa menyesuaikan sesuai order dan tingkat kerumitan pembuatan baju. ”Saya tidak ready stock, hanya by order. Stok yang ada ini hanya untuk contoh. Tiap bulan tak selalu ada order karena kerajinan saya tak hanya boneka, tapi ada bunga kering dan kerajinan lainnya. Kalau order boneka sepi, omzet di-cover dari kerajinan yang lain,” lanjut mantan Ketua Asosiasi Pengrajin Bunga Kering dan Bunga Buatan (Aspringta) Surabaya ini.

Menurut Tien, order paling ramai jika ada pameran dan musim pernikahan karena banyak pesanan boneka limbah ini untuk dijadikan sebagai suvenir. Untuk kebutuhan gedebok pisang, ia pesan langsung dari Yogyakarta, Mojokerto, dan Sidoarjo.

”Kalau pas musim kemarau, saya beli gedebok banyak untuk stok saat musim hujan karena susah dapat gedebok bagus, rata-rata gampang busuk dan rusak,” ujar wanita kelahiran Yogyakarta, 14 Maret ini.

Sekali mengirim gedebok kering sampai 10 kg dengan harga Rp 175.000–Rp 200.000. Ia sengaja tidak memesan gedebok basah karena proses pengeringannya harus secara manual dan itu memakan waktu lama. ”Tak semua gedebok kering itu bisa dipakai, saya pilih serat yang bagus, yang cacat dibuang. Jadi 10 kg gedebok kering bisa menghasilkan 50 boneka kalau ukurannya besar, tapi untuk boneka ukuran kecil bisa 100 boneka. Itu jatah sebulan,” kata Tien yang melibatkan puluhan ibu-ibu perajin untuk pembuatannya.

Proses pembuatan boneka pelepah pisang tidak terlalu rumit. Gedebok kering direndam 60 menit dengan cairan H2O2 (hidrogen peroksida). Harga cairan ini Rp 350.000 per galon. Jangan terlalu lama direndam karena bisa getas. Angkat, lalu cuci bersih, diangin-angin sebentar, jangan dijemur di bawah terik matahari. Masuk proses pewarnaan dengan sitrun selama 20 menit. Angkat, lalu keringkan secara manual. Setelah itu baru disetrika, lalu digunting sesuai kebutuhan.

”Dari unsur kepompong kering dan daun kering, seperti daun sirsak, saya buat untuk aksesori boneka berupa bros cantik. Proses pengeringannya hampir sama, cuma harus lebih telaten karena gampang rusak,” kata wanita yang tiap bulannya bisa meraup omzet Rp 5 juta dari usaha ini. (Dwi Pramesti YS)

---------------------------------------------------------------------------

Baca juga: Modal Rp 2 Juta, Kini Omzet Puluhan Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com