Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INVESTASI

Pilih Perhiasan, Logam Mulia atau Dinar?

Kompas.com - 09/03/2011, 13:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Peningkatan harga emas belakangan ini yang dipacu oleh konflik di sejumlah negara di Timur Tengah dan Afrika Utara turut meningkatkan permintaan emas, khususnya logam mulia, sebagai investasi alternatif.

Harga emas cenderung meningkat dan sempat mencapai harga di level tertinggi sepanjang sejarah di harga 1.444,95 dollar AS per troy ounce, Senin (7/3/2011) lalu. "Emas itu uang yang tidak pernah bohong, dari jaman dulu sampai sekarang," kata Founder AG Golden Investment Club Ahmad Gozali ketika dihubungi Kompas.com Rabu (9/3/2011).

AG Golden Investment Club adalah sebuah komunitas investasi syariah di mana setiap member-nya bisa mendapatkan edukasi, saling memberikan informasi, dan bersama-sama mendapatkan akses yang lebih mudah (dan lebih murah) untuk melakukan investasi secara syariah.

Menurut  Ahmad, emas punya kenaikan (harga) yang sangat tinggi, mencapai 20 persen dalam 5 tahun terakhir. Peningkatannya pun cukup konsisten. Terkait hal tersebut, emas lebih baik dari saham. "Ini lebih baik dari saham yang 2007 silam gila-gilaan, tapi 2008 anjlok," jelasnya untuk membandingkan konsistensi kenaikan antara emas dan saham dalam hal investasi.

Emas pun merupakan bentuk investasi tradisional dan merakyat."Siapa pun bisa membeli emas. Beli, simpan, didiamkan, naik sendiri (harganya)," jelasnya. Untuk berinvestasi emas pun tidak butuh belajar seperti halnya saham.

 Mengenai bentuk investasi dalam emas, Ahmad menilai, LM dan dinar sebagai investasi yang efisien dibandingkan emas perhiasan. LM dan dinar bisa diperoleh di logam mulia salah satu unit usaha PT Aneka Tambang  Tbk (ANTM). "Namun, dinar masih jarang dijual di toko mas, seperti halnya LM atau perhiasan. Selain di Antam, dinar biasanya dijual di agen-agen tertentu dan kolektor," sebutnya.

Untuk diketahui, dinar itu merupakan koin emas yang dipakai sebagai mata uang seperti pada jaman Turki Usmaniyah. Beratnya 4,25 gram, dengan 22 karat, jelas Ahmad yang juga perencana perekonomian di Safir Senduk dan rekan. "Desainnya meniru uang jaman dulu sehingga ada unsur koleksi dan investasi," jelasnya.

Sama dengan LM, dinar pun memiliki standar pabrik dan dicetak di Antam. Bedanya dinar dengan LM, dinar hanya memiliki satu pecahan, sedangkan LM punya sejumlah pecahan.

Ahmad pun menyarankan, untuk investasi kecil-kecilan lebih baik beli dinar, sedangkan LM untuk investasi skala besar. Karena memiliki standar pabrik yang sama, harga jual-belinya pun sama antartoko.

Beda dengan perhiasan, karena ada nilai seninya, harga pun beda antartoko. Maka, perhiasan kurang efisien untuk investasi. Untuk prospek ke depan, Ahmad menilai grafik kenaikan LM dan dinar sama-sama 10 persen. Sedangkan, perhiasan beda karena biasanya tidak mengikuti harga pasar, jelas Ahmad yang kurang mengetahui secara detail mengenai bagaimana harga emas perhiasan terbentuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com