Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ultah Ke-100, RI Delapan Besar Dunia

Kompas.com - 10/03/2011, 14:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pada ulang tahun ke-100 kemerdekaan Indonesia yang akan jatuh pada tahun 2045, pemerintah bercita-cita menjadikan perekonomian Indonesia masuk jajaran delapan terbesar di dunia. Untuk itu, kebijakan pembangunan ekonomi yang dilakukan saat ini akan diarahkan pada pertumbuhan ekonomi yang digerakkan oleh ilmu pengetahuan, bukan sekadar efisiensi dan terfokus pada pengembangan enam koridor ekonomi.

"Pada tahun 1998, jangankan membicarakan pendapatan per kapita yang tinggi. Saat itu baru 500 dollar AS. Banyak yang meragukan Indonesia akan berhasil menjadi negara demokratis dengan pendapatan per kapita di bawah 4.000 dollar AS. Padahal, Indonesia masih memiliki modal lain, yakni modal kerekatan sosial," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Kamis (10/3/2011), saat menjadi pembicara kunci dalam Rapat Koordinasi Kementerian Perdagangan.

Menurut Hatta, pada tahun 2045, nominal produk domestik bruto (PDB) akan ada antara 3,8 triliun dollar AS dan 4,5 triliun dollar AS. Itu jauh meningkat dibandingkan nominal PDB saat ini yang masih ada di level 700 miliar dollar AS.

"Kami yakin, pada tahun 2045, pendapatan per kapita akan mencapai 16.000 dollar AS, melonjak dibandingkan pendapatan per kapita saat ini yang baru mencapai 3.005 dollar AS. Itu dimungkinkan karena empat mesin pertumbuhan ekonomi sudah kami dorong, baik investasi, ekspor, APBN, dan konsumsi masyarakat semakin seimbang. Barang apa pun pasti ada di seluruh pelosok Indonesia," ujarnya.

Untuk mendorong ekspor, perdagangan Indonesia harus dikembangkan dengan peningkatan nilai produknya. Ini hanya dapat dilakukan dengan sentuhan teknologi dan ilmu pengetahuan.

"Kami tidak akan membiarkan bahan mentah diekspor. Untuk investasi, kita tidak bisa mengandalkan konsumsi pemerintah karena kontribusi pemerintah pada investasi hanya delapan persen. Ini tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa. Itu bisa membutuhkan waktu 100-200 tahun hingga mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi," kata Hatta. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com