Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rp 2,1 M untuk Pemulihan Ekonomi Produktif

Kompas.com - 11/03/2011, 09:26 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tahun ini mengalokasikan anggaran Rp 2,1 miliar untuk memulihkan kegiatan ekonomi produktif dari koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang terkena dampak erupsi Gunung Merapi dan banjir lahar dingin.

Uang ini disalurkan sebagai bantuan modal usaha, pendampingan kewirausahaan, dan pengadaan fasilitas serta infrastruktur pendukung bagi lebih dari 200 kelompok pelaku usaha di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten.  

"Dengan memulai memberikan bantuan di tahun ini, diharapkan tiga tahun mendatang, kegiatan ekonomi koperasi dan UMKM benar-benar dapat pulih kembali seperti semula," ujar Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko, Kamis (10/3/2011).

Khusus korban erupsi, bantuan dana dan pendampingan kewirausahaan ini diantaranya sudah diberikan pada kerajinan batik di Kecamatan Borobudur di Kabupaten Magelang, kerajinan pencetakan abu vulkanik menjadi hiasan relief di Kecamatan Dukun dan Srumbung di Kabupaten Magelang, usaha pengembangbiakan jamur di Kecamatan Klaten, Kabupaten Klaten.

Untuk korban banjir lahar dingin, Pemprov Jawa Tengah menganggarkan Rp 485 juta untuk 16 kelompok yang beranggotakan para pengungsi banjir lahar dingin di Tempat Pengungsian Akhir (TPA) Tanjung, Kecamatan Muntilan, Jawa Tengah. Saat ini, Pemprov Jawa Tengah sendiri sudah menyiapkan jaringan distribusi dengan menjalin relasi dengan para pedagang yang siap menampung semua produk kerajinan dari para korban banjir lahar dingin dan erupsi Gunung Merapi tersebut.

Kerugian yang diderita para pelaku UMKM dan koperasi akibat bencana erupsi dan banjir lahar dingin di tiga kabupaten tersebut mencapai Rp 39 miliar. Selain karena kerusakan fasilitas dan sarana pendukung aktivitas produksi, kerugian banyak diderita karena aktivitas produksi berhenti dan mereka kehilangan pendapatan sehari-hari.

Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Magelang Edy Susanto mengatakan, dari 35.000 UMKM di Kabupaten Magelang, kini 12.000 UMKM di 14 kecamatan tidak lagi bisa melakukan aktivitas produksi karena terkena dampak banjir lahar dingin dan erupsi Gunung Merapi.  

"Erupsi dan banjir lahar dingin membuat sebagian pelaku UMKM kehilangan tempat usaha, kehilangan fasilitas bekerja, modal usaha, atau bahkan kehilangan ketiganya sekaligus," ujarnya.

Sebanyak 12.000 UMKM ini kebanyakan bergerak di sektor boga atau pengolahan makanan.

Sumarsih, salah seorang warga Dusun Jetis, Desa Sirahan, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, mengatakan, akibat erupsi, selama lebih dari tiga bulan, dia tidak lagi dapat menjalankan usaha berdagang salak karena seluruh areal tanaman salak di Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, rusak. Padahal, sebelumnya, dia dapat menjual salak sebanyak 1 ton hingga 2 ton per hari.

Pascaerupsi, dia pun mencoba untuk beralih usaha dengan membuka warung tongseng. "Belum genap satu bulan berjualan di dekat rumah, warung saya hanyut tersapu banjir lahar dingin," ujarnya. Akibat bencana bertubi-tubi tersebut, Sumarsih mengaku rugi lebih dari Rp 10 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com