Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Jepang Tidak Akan Berlarut

Kompas.com - 21/03/2011, 14:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bencana gempa dan tsunami Jepang akan berdampak pada melambatnya pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil Jepang. Namun, Bank Dunia memperkirakan akan kembali naik pada pertengahan 2011 seiring dengan proses rekonstruksi.

”Mengingat pentingnya posisi Jepang di kawasan Asia Timur, tentu saja dampak kejadian strategis ini akan dirasakan oleh kawasan. Namun, masih terlampau dini untuk mengkaji kerusakan secara akurat,” kata Ekonom Utama Regional Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik, Senin (21/3/2011) di Singapura.

Namun, Vikram pun menyebutkan isu besar di Jepang saat ini mengenai reaktor di Fukushima apakah bisa dikendalikan secepatnya. ”Untuk sekarang, kami perkirakan dampak bencana pada ekonomi kawasan Asia Timur tidak akan berlarut. Dampak yang terbesar yang akan langsung terasa, yaitu pada sektor perdagangan dan keuangan,” tuturnya.

Pada sektor perdagangan, berpatokan pada gempa di Kobe tahun 1995, perdagangan hanya akan melambat selama beberapa triwulan saja. Impor pulih sepenuhnya hanya dalam 1 tahun, sedangkan ekspor pemulihannya mencapai 85 persen dari level sebelum gempa.

Secara terpisah, Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar juga menyebutkan hal yang serupa. Kerusakan akibat gempa di Jepang kali ini masih lebih kecil dibandingkan dengan kejadian serupa pada tahun 1995 di Kobe. ”Itu bisa dikatakan Kobe dan sekitarnya adalah pusat banyak industri manufaktur dan pelabuhan utama. Gempa yang terjadi di Kobe katakanlah menghancurkan bagian perkenomian Jepang 12 persen dari PDB. Minggu lalu diperkirakan mengenai area atau cakupan wilayah yang besarannya 6,5 persen dari PDB,” jelas Mahendra di Jakarta, Jumat (18/3/2011).

Namun, Bank Dunia menyebutkan, yang membedakan saat ini adalah kerusakan pada jaringan produksi, terutama di industri otomotif dan elektronik. Pada sektor keuangan, sekitar seperempat utang jangka panjang Asia Timur dalam yen Jepang, yang berkisar 8 persen di China hingga 60 persen di Thailand. Maka, satu persen apresiasi untuk Yen Jepang menandakan peningkatan kurang lebih 1 miliar dollar AS dalam utang tahunan, untuk aset dalam Yen yang dimiliki oleh negara-negara berkembang di Asia Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com