Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Minat Garap Kereta Cepat Indonesia

Kompas.com - 28/03/2011, 09:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Korea Railroad Research Institute (KRRI) berminat menggarap proyek infrastruktur transportasi, terutama kereta api cepat di Indonesia. Salah satunya, proyek transportasi massal yang menghubungkan Kota Jakarta dengan Bandara Soekarno-Hatta dan Jakarta-Surabaya, yang diperkirakan menelan dana 20 miliar dollar AS.

Untuk menggarap proyek itu, KRRI menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan telah meneken memorandum of understanding (MOU) pada Jumat (25/3/2011).

Presiden KRRI Sung Kyou Choi mengatakan, selain tertarik menggarap proyek transportasi massal, Kadin dan KRRI juga akan membantu menyusun strategi dan perencanaan untuk jaringan kereta api nasional di Indonesia. "Kami merencanakan jaringan kereta api untuk kota-kota besar lainnya di Indonesia,” kata Sung Kyou Choi.

Sung Kyou mengatakan, KRRI akan mengimplementasikan teknologi yang dimiliki Korea untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di kota-kota besar di Indonesia. Selain di Indonesia, KRRI juga telah menyusun strategi perkeretapian di Brasil.

Business Advisor Asia Economic Community Park Sung Chur mengatakan, pengembangan di Indonesia akan dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang seefektif mungkin. Dia bilang, mereka akan mengoordinasikan pendanaan itu melalui dukungan Pemerintah Korea dan Asia Economic Community Foundation yang fokus pada penyaluran dan implementasi teknologi. "KRRI sendiri telah melakukan koordinasi dengan Kadin Indonesia dan BKPM untuk merealisasikan proyek ini," ujarnya.

Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan, kerja sama dengan KRRI sangat tepat karena mereka memiliki teknologi tinggi dalam pengembangan kereta api dengan kecepatan 300 hingga 350 kilometer per jam. "Mereka bisa membawa investasi ke Indonesia karena mereka mempunyai jaringan dengan perbankan Korea dan investor di sana," terang Suryo.

Lanjut Suryo, mereka juga menggandeng PT Industri Kereta Api (Inka) sehingga nantinya produksi gerbong kereta api bisa dilakukan di Indonesia.

Sementara Ketua Komite Tetap Hubungan Antar Lembaga Kadin Indonesia Biben Akbar mengatakan, jika konsep transportasi massal ini terealisasi, diharapkan dapat memacu pertumbuhan lapangan kerja di kota-kota besar serta memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Kita juga menghendaki adanya kerja sama transfer teknologi melalui kerja sama antara Kadin dengan KRRI yang melibatkan perguruan-perguruan tinggi di Indonesia," kata Biben. (Sofyan Nur Hidayat/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com