Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Sanggup Buat 2.000 Pasang Sepatu

Kompas.com - 31/03/2011, 14:47 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Anggapan bahwa pamor sepatu Cibaduyut tenggelam belum sepenuhnya benar. Namun, hal tersebut akan terjadi jika tidak ada perhatian serius dari pemerintah mengenai kebutuhan bantuan modal usaha guna melestarikan usaha kerajinan sepatu yang sudah ada turun-temurun tersebut.

Optimisme masih menyala di wajah salah seorang perajin sepatu, Jaya Sunarya (47), saat ditemui KOMPAS.com di rumahnya, Kelurahan Cibaduyut, Kecamatan Bojongloa Kidul, Bandung, Jawa Barat, Rabu (30/3/2011) .

Pemilik pabrik sepatu rumahan Cibaduyut Jaya ini mengatakan, hingga kini dia masih bisa membuat 2.000 pasang sepatu tiap bulan. Bahkan, saat ini dia sedang menerima pesanan sepatu dari Jakarta untuk anggota Satpol PP.

Namun, ia mengakui pendapatannya sejak 2004 mengalami penurunan hingga 50 persen. Sebelum itu, dia mampu meraup keuntungan Rp 10.000 dari sepasang sepatu, kini dia hanya mendapatkan Rp 5.000 dari tiap pasangnya. ”Pada tahun 1998 hingga 2003 saya hanya membutuhkan modal Rp 55.000 untuk membuat sepasang sepatu, kemudian saya jual Rp 65.000. Sekarang saya membutuhkan modal Rp 80.000 untuk membuat sepasang sepatu dan hanya bisa menjual dengan harga Rp 85.000,” kata Jaya.

Kondisi ini kemudian diperparah dengan munculnya sepatu-sepatu dari China. Walaupun berbahan kulit imitasi, harga yang murah membuat banyak yang beralih ke sepatu China. ”Padahal kalau dilihat, sepatu dari China lebih banyak menggunakan bahan kulit imitasi. Berbeda dengan kami di sini, menggunakan kulit asli dan kualitasnya bisa dijamin lebih baik,” kata Jaya.

Hanya modal pinjaman dari bank yang membuat Jaya dapat bertahan dengan usaha ini. Dia terpaksa meminjam karena dari awal usahanya hingga saat ini dia tidak pernah menerima bantuan modal dari pemerintah barang sepeser pun. ”Sekarang saya masih harus menyetor sekitar Rp 8 juta kepada bank untuk melunasi pinjaman saya sebesar Rp 200 juta. Semuanya itu dibatasi dalam waktu tiga tahun,” kata Jaya.

Hal sama juga dirasakan Asep Supriatna (48) yang juga perajin sepatu Cibaduyut. Menurut dia, hingga sekarang belum pernah merasakan bantuan pemerintah. Hal itu memaksanya untuk meminjam dari bank dengan bunga cukup tinggi. ”Kalaupun ada, saya melihat bantuan tersebut salah sasaran. Seharusnya pemerintah turun langsung dari pintu ke pintu dan melihat perajin mana yang layak untuk mendapatkan bantuan modal usaha,” kata Asep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com