Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cadangan Devisa Menuju 120 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 14/04/2011, 12:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Cadangan devisa yang terkumpul di Bank Indonesia atau BI diperkirakan akan melonjak dari 105,7 miliar dollar AS hingga Maret 2011 menjadi 120 miliar dollar AS pada akhir tahun 2011. Ini dimungkinkan karena surplus neraca pembayaran yang terus meningkat hingga akhir tahun.

"Tren hingga akhir tahun adalah kenaikan cadangan devisa menjadi 120 miliar dollar AS. Ini membawa kabar gembira karena ketergantungan kita pada ekspor dan impor dalam menghimpun cadangan devisa tidak terus membesar," ungkap Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Bambang PS Brodjonegoro di Jakarta, Kamis (14/4/2011) saat menyampaikan perkembangan Ekonomi Makro Terkini dan APBN 2011 bersama Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati dan beberapa orang pejabat eselon I lainnya.

Menurut Bambang, cadangan devisa merupakan pertahanan keuangan lapis pertama yang dimiliki Indonesia. Manfaat terbesarnya adalah memberikan sinyal kepada dunia luar bahwa Indonesia memiliki pertahanan yang lebih kuat seiring penguatan cadangan devisa tersebut. "Selama ini, cadangan devisa kita difokuskan pada empat mata uang utama dunia, yakni dollar AS, euro, poundsterling, dan yen," ujarnya.

Saat ini, Indonesia sudah memiliki perjanjian pertukaran mata uang secara bilateral dengan beberapa negara (BSA) dan pertukaran sejenis secara multilateral. Pertukaran multilateral ini diperoleh dari perjanjian Ciang Mai Initiative yang dimultilateralisasi (CMIM).

BSA menyediakan tambahan cadangan devisa sebesar 18 miliar dollar AS. Adapun, pertukaran multilateral, yang berasal dari kesepakatan Ciang Mai Initiative yang dimultilateralisasi (CMIM) antara sepuluh negara ASEAN plus Jepang, Korea Selatan, dan China mencapai 13,68 miliar dollar AS.

Jadi total pertahanan yang dimiliki Indonesia saat ini adalah sekitar 137,38 miliar dollar AS. Ini belum termasuk cadangan devisa yang bisa saja diperoleh dari Dana Moneter Internasional (IMF). Namun, IMF sudah menjadi sumber cadangan devisa alternatif yang dihindari oleh sebagian besar negara-negara ASEAN, pasca krisis moneter 1997-1998. Negara-negara di Asia Tenggara trauma terhadap IMF, dan bersumpah tidak akan meminta pertolongan lagi pada IMF. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

Whats New
BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com