Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perekonomian Diharapkan Tumbuh 6,5 Persen

Kompas.com - 14/04/2011, 14:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan mempercayai pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2011 akan mencapai 6,5 persen. Itu antara lain karena perdagangan barang Indonesia masih akan tetap ramai, akibat permintaan produk Indonesia masih akan tetap tinggi meskipun pertumbuhan ekonomi di beberapa negara tujuan ekspor melambat.

"Pertumbuhan ekonomi kami perkirakan akan ada dikisaran 6,4 persen-6,6 persen untuk triwulan I 2011. Atas dasar itu, kami tetapkan nilai tengahnya ada dilevel 6,5 persen," ujar Wakil Menteri Keuangan, Anny Ratnawati di Jakarta, Kamis (14/4/2011).

Menurut Anny, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Jepang memang cenderung menurun karena kaitannya dengan harga minyak dunia dan juga bencana yang telah melanda Jepang. Atas dasar itu, asumsi pertumbuhan ekonomi Jepang diperkirakan akan melambat dari 1,6 persen menjadi 1,4 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat turun dari 3 persen jadi 2,8 persen.

"Walaupun begitu, kami melihat juga catatan bahwa pengangguran di Amerika Serikat relatif turun juga, sehingga kami memiliki harapan bahwa permintaan barang-barang Indonesia oleh Amerika Serikat masih akan relatif stabil dan mungkin juga akan ada tren meningkat. Ini dari sisi ekonomi global," ujarnya.

Adapun dari sisi nilai tukar rupiah masih terapresiasi hingga 14 April 2011. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah rebound sejak 13 April 2011. "Saya dengar, IHSG sudah di posisi 3.700 lebih. Ini cukup baik kalau dibandingkan tren bursa global terutama Jepang karena memang lagi tertekan akibat tsunami. Kemudian, arus modal masuk asing terus berlanjut di Indonesia. Kami berbahagia karena menurut review dari BKF (Badan Kebijakan Fiskal) proyeksi untuk 2011 itu akan lebih didominasi oleh foreign direct investment (investasi asing ke sektor riil) dibandingkan investasi dalam bentuk portofolio. Itu artinya, risiko penarikan modal dalam waktu cepat (sudden reversal) akan makin kecil," kata Anny.

Perkembangan ekonomi makro juga membaik antara lain ditandai peningkatan peringkat utang Indonesia. Pada tanggal 17 Januari 2011, Moodys menaikkan peringkat kredit rating Indonesia dari BA2 jadi BA1.

Lalu pada tanggal 24 Februari 2011, Fitch menaikan peringkat kredit Indonesia dari BB plus dengan Outlook stabil jadi BB plus Outlook positif. Kemudian Standard and Poors berdasarkan kunjungan tanggal 23 maret 2011 menaikkan dari BB Outlook positif jadi BB plus outlook positif pada tanggal 8 April 2011.

"Kalau peringkat kredit kita makin baik, maka Indonesia bisa berharap utang dan risiko kredit pemerintah akan semakin rendah. Dari review Standar and Poors kita tinggal setahap lagi mencapai posisi investment grade dan kita berharap pada awal 2012 diharapkan kita sudah mencapai posisi investment grade," ujar Anny. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com