Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Kerja Stagnan Sejak Krisis 1998

Kompas.com - 15/04/2011, 09:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski tingkat pengangguran terus menurun, kualitas lapangan kerja Indonesia stagnan sejak terjadi krisis ekonomi Asia tahun 1998. Daya serap tenaga kerja sektor industri manufaktur padat karya semakin melemah dan beralih ke sektor jasa dengan kualitas lapangan kerja yang rendah.

Demikian laporan Organisasi Buruh Internasional (ILO) tentang Tren Ketenagakerjaan dan Sosial di Indonesia tahun 2010 yang diluncurkan di Jakarta, Kamis (14/4/2011). ILO merupakan organ Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyusun dan mendorong standardisasi perburuhan.

Secara umum, laporan ILO Jakarta mengungkapkan, data menunjukkan tingkat pengangguran di Indonesia menurun. Namun, berbagai indikator pasar kerja justru memperlihatkan sisi lain pasar kerja domestik yang menunjukkan ketertinggalan kualitas lapangan kerja dari pertumbuhan jumlah pekerjaan yang ada.

Artinya, permintaan pekerja baru terus bertumbuh, tetapi tidak demikian dengan manfaat pekerjaan, seperti gaji, jaminan sosial, perlindungan kerja, dan tempat kerja yang layak. Hal ini bisa tergambar dengan menyaksikan pertumbuhan lapangan kerja berkat pembangunan pusat-pusat pembelanjaan dan properti di kota-kota besar.

Laporan ILO Jakarta memberikan gambaran, sebenarnya pasar kerja nasional belum sepenuhnya pulih dari krisis ekonomi Asia tahun 1998. Kesempatan kerja bagi angkatan kerja berusia 15-24 tahun pun belum berkembang.

Jumlah pekerjaan di sektor pertanian sejak tahun 2005- 2009 turun 5,6 persen dan sektor industri pengolahan yang turun 0,8 persen. Adapun kemampuan sektor jasa menyerap tenaga kerja naik 2 persen dan masih menunjukkan tren positif saat ini.

Ekonom ILO Jakarta, Kazutoshi Chatani, yang juga penyusun laporan, mengatakan, perekonomian Indonesia telah bergeser ke sektor jasa. Namun, penyerapan tenaga kerja sektor jasa belum optimal akibat pengembangan pendidikan dan keterampilan tidak sejalan dengan perubahan mendasar sesuai kebutuhan.

Kondisi ini yang membuat kesenjangan upah antara lulusan perguruan tinggi dan pendidikan menengah atau dasar kian melebar.

Oleh karena itu, Chatani ikut menyusun laporan yang menyarankan, pemerintah perlu segera membuat kebijakan yang mendorong penciptaan lapangan kerja yang produktif. (HAM)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

Whats New
BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

Whats New
ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com