Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Unit Link" Topang Bisnis Prudential

Kompas.com - 19/04/2011, 11:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mencatat kenaikan tiga pendapatan premi dalam kinerja keuangannya pada tahun 2010. Salah satunya total pendapatan premi yang naik sebesar 38,9 persen atau menjadi Rp 10,08 triliun dibanding 2009.

"Pembayaran premi dari nasabah cukup baik sesuai dengan strategi dan perencanaan perusahaan," kata Presiden Direktur Prudential Indonesia William Kuan di Jakarta, Selasa (19/4/2011). 

Tidak hanya itu, pendapatan premi baru pun naik cukup signifikan sebesar 60,3 persen dari 2009 atau naik menjadi Rp 5,17 triliun, di mana 94 persen dari premi baru tersebut dihasilkan oleh produk unit link. "Kontribusi unit link lebih dari 95 persen dari total bisnis kami," katanya, yang menyatakan bahwa komposisi produk tradisional memang sangat kecil. 

Terkait dengan dominasi produk yang asuransi dan investasi tersebut, ia menyebutkan, pasar yang justru meminta produk unit link ini, bahkan yang mendorong dari pertumbuhan asuransi.

Kondisi positif juga dicatat oleh perusahaan asuransi yang telah berdiri sejak 1995 di Indonesia untuk pendapatan premi syariah dengan kenaikan 41,9 persen dari 2009 atau menghasilkan Rp 1,3 triliun pada 2010 . 

"Unit link"

Pekan lalu, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Stephen Juwono menyatakan, unit link mulai menunjukkan angka yang signifikan dari lima tahun terakhir ini.  Selain sebagai asuransi, produk ini juga merupakan suatu alternatif dalam berinvestasi.

Stephen menilai unit link akan berkembang seiring dengan masyarakat yang semakin teredukasi, yang saat ini masih cenderung banking-minded. Selain itu, faktor tumbuhnya masyarakat kelas menengah yang mencapai sekitar setengah dari total penduduk Indonesia, dengan kecenderungan pendapatan per kapita yang meningkat turut mendongkrak tumbuhnya unit link

Ia mengakui, secara tidak sadar, masyarakat memang "dipaksa" untuk berpartisipasi dalam asuransi melalui unit link karena penawaran produk ini kepada konsumen cenderung lebih menarik dibandingkan asuransi tradisional. 

Namun dengan semakin bertumbuhnya produk ini, tidak serta-merta perusahaan-perusahaan asuransi langsung menawarkannya, khususnya bagi investor asing yang masuk ke pasar negara berkembang. Mereka lebih dahulu menawarkan produk tradisional. "Begitu mulai banyak pemegang polis (yang mengerti dunia investasi), mereka akan mulai rilis (produk unit link)," tuturnya. 

Mengapa banyak yang mulai beralih ke produk unit link? Stephen menjawab, karena produk ini memberikan pengembalian yang lebih tinggi ketimbang tradisional.

Ia memprediksi, dalam kurang lima tahun ke depan, unit link bisa berkembang hingga menguasai pasar asuransi hingga 80 persen. Tahun 2010, premi yang dihasilkan produk unit link telah mencapai sekitar 58 persen dari total premi asuransi jiwa nasional sebesar Rp 75,98 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com