JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Sutarto Alimoeso menyebutkan terjadinya perubahan situasi panen pada komoditas beras. "Ternyata sekarang ada kecenderungan panen ini berlanjut. Jadi tidak sekaligus," ujar Sutarto, di Jakarta, Senin ( 25/4/2011 ).
Ia menjelaskan masa panen beberapa waktu lalu, Jawa Timur mengalami panen terlebih dahulu, yang diikuti Jawa Tengah. Setelah itu Jawa Barat panen kemudian, yang kemudian akan kembali lagi siklusnya. "Itu karena apa? Karena pengaruh dari iklim yang basah berturut-turut pada tahun lalu itu," jelasnya.
Selain ada dampak negatif dengan timbulnya peningkatan hama, masa panen yang berlanjut ini positif pengaruhnya pada kestabilan harga dan ketersediaan barang. "Ada kecenderungan tahun 2010 pun sudah mulai seperti itu. Hanya tahun 2010 itu gangguan iklimnya terlalu basah," sebutnya.
Menurutnya, harga sudah stabil selama 2 bulan terakhir. "Di Cipinang harga beras medium itu kan Rp 5.500. Sudah stabil sejak 2 bulan," jelasnya, yang berselisih tipis dengan harga inpres sebesar Rp 5.060.
Dengan harga yang masih tinggi tersebut, ia menyebutkan, itu masih menjadi hambatan bagi Bulog. Mengingat harga yang tinggi akan memicu inflasi. "Harga itu sangat ditentukan oleh ketersediaan surplus kan, makin surplusnya tinggi makin harga rendah," jelasnya, di mana kondisi harga juga akan mempengaruhi kemampuan Bulog menyediakan stok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.