Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Renegosiasi ACFTA Tidak Diperlukan

Kompas.com - 26/04/2011, 13:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat ekonomi A Prasetyantoko menilai renegosiasi ACFTA tidak diperlukan karena justru akan membuat kontra produktif. "Jika China dianggap momok atau hantu, ternyata yang lain juga lebih menakutkan," jelas Prasetyantoko, di Jakarta, Selasa (26/4/2011).

Ia menjelaskan, perkembangan impor yang lajunya sangat signifikan sepanjang tahun 2009-2010, justru bukan dari China, melainkan Jepang (72 persen), Thailand (62 persen), dan Taiwan (47 persen).

Ia menyebutkan, ekspor dengan China justru bersifat komplementer, maksudnya apa yang diproduksi China tidak diproduksi di Indonesia. "Apa yang kita ekspor dibutuhkan oleh China," jelas Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unika Atma Jaya ini. 

Namun, lanjutnya, untuk ini pemerintah harus mengidentifikasi apa yang sebenarnya dibutuhkan di China. Dengan demikian, jika ada pertumbuhan industri di China,  Indonesia pun akan turut tumbuh.

Maka, ia menyarankan jangan lagi industri lokal mengeluh mengingat masalah ada di pihak Indonesia. Bahkan, jika Indonesia mundur atau renegosiasi, kapasitas investasi yang tersedia bisa hilang. "Justru kita bisa memanfaatkan ACFTA dan kita bisa eksis di forum yang lebih luas," sebutnya.

Hal serupa juga dikemukakan pengamat ekonomi lainnya, Faisal Basri, di Jakarta, Sabtu (23/4/2011) lalu. Ia menyebutkan direvisi atau tidaknya perjanjian kerja sama ACFTA dinilai pengamat ekonomi Faisal Basri tidak akan mengubah kondisi industri menjadi lebih baik.

Menurut dia, bea masuk yang rendah dan penguatan rupiah menjadi persoalan dalam perdagangan dengan China. "Direvisi, tidak direvisi, industri kita mati," ungkapnya, yang menjelaskan industri dalam negerilah yang harus berbenah dan pemerintah harus membantunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com