Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari: Impor Naik karena Investasi Tumbuh

Kompas.com - 03/05/2011, 16:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Naiknya impor barang modal dan bahan baku atau penolong merupakan refleksi dari peningkatan investasi dan output industri nasional. 

Hal tersebut diungkapkan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dalam pemaparan kinerja ekspor-impor pada triwulan I, di Jakarta, Selasa (5/3/2011).

"Bahan baku dan penolong (naiknya) hampir dua kali lipat," ungkap Mari, yang juga menyebutkan kenaikan barang modal lebih dari dua kali lipat.

Selama periode triwulan I-2011, dari sisi nilai, bahan baku atau penolong menjadi yang terbesar dari ketiga jenis barang yang diimpor, sebesar 28,7 miliar dollar AS pada triwulan I-2011. Adapun nilai impor barang modal sebesar 6,9 miliar dollar AS dan barang konsumsi hanya sebesar 3,2 miliar dollar AS.

Dengan naiknya impor, proporsi bahan baku atau penolong meningkat 1 persen menjadi 73,9 persen pada triwulan ini. Di antara ketiganya, bahan baku atau penolong meningkat lebih signifikan sebesar 31,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Untuk barang modal, peningkatan hanya mencapai setengah bahan baku dengan persentase sebesar 15,8 persen.

Namun, kenaikan impor kedua jenis barang sebagai produk untuk diolah lebih lanjut tidak menjadi yang tertinggi. Impor barang konsumsi justru naik lebih tajam dengan 48,2 persen. "Namun, kenaikannya masih lebih rendah dibandingkan tahun 2010 (sebesar 63,3 persen)," ujarnya.

Secara terpisah, Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (2/5/2011) kemarin, menyebutkan, nilai impor, baik migas maupun nonmigas, Indonesia mencapai rekor yang tertinggi sebesar 14,48 miliar dollar AS pada Maret lalu. "Ini rekor baru untuk impor Indonesia. Sebelumnya yang tertinggi di Desember 2010 (sebesar), 13,15 miliar dollar AS," ujar Kepala BPS Rusman Heriawan.

Akibat naiknya impor bahan baku dan penolong ini, surplus neraca perdagangan nonmigas pun semakin menurun, khususnya sejak Agustus 2010 (1,8 miliar dollar AS) hingga Maret 2011 (1,7 miliar dollar AS), di mana pada periode tersebut sempat mencapai 3,1 miliar dollar AS pada Desember 2010.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 16 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 16 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 16 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 16 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 16 Mei 2024, Harga Ikan Bandeng Turun

Harga Bahan Pokok Kamis 16 Mei 2024, Harga Ikan Bandeng Turun

Whats New
Emiten Migas Elnusa Bakal Tebar Dividen Rp 201 Miliar

Emiten Migas Elnusa Bakal Tebar Dividen Rp 201 Miliar

Whats New
Kewajiban Sertifikat Halal bagi UMKM Ditunda hingga 2026

Kewajiban Sertifikat Halal bagi UMKM Ditunda hingga 2026

Whats New
BW Digital dan Anak Usaha Telkom Bangun Sistem Komunikasi Kabel Laut Hubungkan Australia, RI, Singapura

BW Digital dan Anak Usaha Telkom Bangun Sistem Komunikasi Kabel Laut Hubungkan Australia, RI, Singapura

Whats New
Garuda Indonesia Hentikan Sementara Operasional Pesawat yang Alami Insiden Mesin Terbakar

Garuda Indonesia Hentikan Sementara Operasional Pesawat yang Alami Insiden Mesin Terbakar

Whats New
IHSG Diperkirakan Akan Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Akan Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Ditopang Data Inflasi AS, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

Ditopang Data Inflasi AS, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

Whats New
Masih Terkendali, Inflasi AS Bulan April Turun Jadi 3,4 Persen

Masih Terkendali, Inflasi AS Bulan April Turun Jadi 3,4 Persen

Whats New
Fitch Ratings Proyeksi Defisit Anggaran Pemerintahan Prabowo-Gibran Melebar Dekati 3 Persen

Fitch Ratings Proyeksi Defisit Anggaran Pemerintahan Prabowo-Gibran Melebar Dekati 3 Persen

Whats New
RI Raup Rp 14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Pemerintah Harus Jaga Populasinya

RI Raup Rp 14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Pemerintah Harus Jaga Populasinya

Whats New
OJK Sebut Porsi Pembiayaan Kendaraan Listrik Baru 0,01 Persen

OJK Sebut Porsi Pembiayaan Kendaraan Listrik Baru 0,01 Persen

Whats New
Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Masuk Tahap Evaluasi Awal

Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Masuk Tahap Evaluasi Awal

Whats New
[POPULER MONEY] 2.650 Pekerja Pabrik di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir | Percikan Api Bikin Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara

[POPULER MONEY] 2.650 Pekerja Pabrik di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir | Percikan Api Bikin Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com