Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta: yang Bocor di Jalan Harus Ditertibkan

Kompas.com - 23/05/2011, 13:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa masih  enggan menjelaskan kebijakan pengaturan Bahan Bakar Minyak, yang sedianya akan dibahas akhir Mei ini.

"Sementara sekarang ini upaya-upaya pencegahan penyeludupan harus (dilaksanakan). Penyalahgunaan, yang dibilang orang itu 'bocor di jalan' itu harus ditertibkan," ucap Hatta kepada sejumlah wartawan, di Jakarta, Senin ( 23/5/2011 ).

Ia meminta para wartawan tidak berspekulasi macam-macam, apakah BBM akan naik atau bagaimana.

Terkait hal ini, ia hanya menyebutkan, memang sudah terjadi peralihan konsumsi BBM dari Pertamax ke Premium. Kondisi ini, lanjut dia, telah berlangsung sejak kuartal pertama tahun ini.

Seperti diberitakan, harga Pertamax kembali naik Rp 200 , sehingga harga bahan bakar yang beroktan 92 itu kini mencapai Rp 9.250 per liternya. Dengan kenaikan tesebut, selisih bahan bakar minyak Pertamax dan Premium pun kian besar dengan nominal mencapai Rp 4.750 per liter.

Terkait hal ini, Menteri Keuangan, Agus Martowardojo hanya menyebutkan pemerintah akan terus melakukan pengawasan akan dampak dari perubahan harga minyak dunia. Hal ini akan dilakukan hingga revisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada awal semester kedua tahun ini.

"Kita tidak merencanakan revisi dalam waktu dekat ini. Adapun kalau impact dari perubahan harga minyak itu terus kita monitor," ujar Agus, dalam pemaparan perkembangan ekonomi makro dan APBN 2011 , di Jakarta, Kamis ( 19/5/2011 ) lalu.

Memang, lanjut dia, jika terjadi kenaikan harga ICP, defisit anggaran negara pun akan bertambah seiring dengan naiknya dana subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).

Namun, jika melihat dari pengeluaran dan penerimaan minyak dan gas (migas) sendiri, hal tersebut tidak memberikan dampak yang negatif. "Tapi karena kita memasukkan unsur anggaran pendidikan yang musti ditambah dengan adanya kenaikan ICP, tentu berdampak pada defisit yang meningkat," tuturnya.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Bambang Brodjonegoro pun menambahkan, sebenarnya ada tiga variabel yang harus dilihat untuk memperhitungkan besarnya defisit anggaran untuk subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), yaitu harga ICP, lifting, dan nilai tukar Rupiah.

Dengan kondisi terjadinya penguatan nilai tukar Rupiah belakangan ini, ia menyebutkan, penguatan kurs akan memberikan dampak positif kepada anggaran. "Setiap Rp. 100 peningkatan kurs, itu akan membuat surplus anggaran itu meningkat," ungkapnya.

Sedangkan, lifting dapat berdampak buruk terhadap subsidi dan defisit anggaran, jika lifting minyak rendah. Dan sebaliknya. Maka, lanjutnya, jika dilihat bersama ketiga variabel tersebut akan saling kompensasi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com