Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekitar 1.000 Kontainer Tertahan di JICT

Kompas.com - 24/05/2011, 22:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Lebih dari 50 orang perwakilan perusahaan penyedia jasa kontainer (PPJK) berunjuk rasa menuntut agar Jakarta International Container Terminal (JICT) dapat segera mengeluarkan kontainer impor mereka untuk diperiksa oleh Bea dan Cukai, di depan kantor JICT Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (24/5/2011).

Diperkirakan jumlah kontainer yang tertahan di terminal JICT itu mencapai 1.000 kontainer, dan sudah tertahan sejak Kamis (19/5/2011) lalu.

Franky, perwakilan PPJK dari PT Metrotek ini, mengaku, ada satu kontainer dari China yang harus diantar perusahaannya ke kawasan Jakarta Barat yang sudah masuk di JICT sejak Jumat lalu. Namun, JICT tak juga mengirim kontainer itu ke lapangan penimbunan kontainer PT Graha Segara untuk diperiksa Bea dan Cukai.

Karena kontainer itu tak juga keluar, menurut Franky, perusahaannya terbebani biaya sewa lahan penumpukan kontainer di pelabuhan dan denda sewa kontainer karena melebihi waktu sewa. "Kami ini rugi besar kalau JICT tidak juga mengeluarkan kontainer kami," katanya.

Wakil Ketua Wilayah Organisasi Gabungan Forwarder Penyedia Jasa Logistik dan Ekspedisi Seluruh Indonesia (Gafeksi) DKI Jakarta Qadar Djafar mengatakan, sejauh ini JICT belum memberikan keterangan yang jelas terkait penahanan 1.000-an kontainer itu.

Bahkan informasi awal yang diperoleh, lanjutnya, penahanan kontainer itu disebabkan lahan penumpukan kontainer di PT Graha Segara telah penuh.

"Tapi, kami sudah menemui pimpinan JICT untuk segera mengeluarkan kontainer kami agar dapat secepatnya diperiksa Bea dan Cukai," katanya.

Corporate Affairs Manager JICT Agus Barlianto menyatakan, pihaknya memohon maaf kepada para pengguna jasa dengan tertahannya kontainer milik mereka.

Sementara, saat ini, pihaknya masih bernegosiasi dengan Bea dan Cukai agar keinginan JICT dapat menangani kontainer-kontainer itu secara langsung dapat dipenuhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com