JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah diminta lebih ekspansif dalam menggunakan kapasitas dana yang dimilikinya pada Rancangan APBN atau RAPBN 2012, yakni dengan mendorong defisit RAPBN 2012 lebih tinggi.
Kenaikan defisit dibutuhkan agar pemerintah memiliki ruang fiskal yang lebih besar untuk mendanai proyek infrastruktur yang lebih besar lagi. "Defisit yang diusulkan pemerintah untuk RAPBN 2012 adalah 1,4-1,6 persen terhadap PDB (produk domestik bruto). Pemerintah seharusnya lebih agresif dengan defisit minimal dua persen tahun depan," ujar Juru Bicara Fraksi Partai Golongan Karya, Hikmat Tomet di Jakarta, Rabu (25/5/2011).
Pernyataan ini diungkapkan dalam Sidang Paripurna DPR RI yang mengagendakan Pembacaan Pandangan Fraksi terkait Pembahasan Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal dalam RAPBN 2012.
Menurut Hikmat, dana yang diperoleh dari kenaikan defisit harus dikawal agar benar-benar dipakai untuk dana pembangunan infrastruktur. "Infrastruktur itu sangat mendesak karena Indonesia masih bermasalah dengan konektivitas antar daerah. Jika infrastruktur terbangun baik, maka multiplier efek untuk menurunkan angka pengangguran dan penciptaan lapangan kerja dapat terwujud," ujarnya.
Selain itu, untuk menopang daya beli masyarakat agar tidak tergerus, FPG mengusulkan agar laju inflasi ditekan di bawah lima persen. Untuk menekan inflasi maka distribusi barang harus lancar dan itu membutuhkan sarana transportasi yang memadai. "Infrastruktur akan dorong interkonektivas antar daerah," ujar Hikmat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.