JAKARTA, KOMPAS.com — Sepanjang kuartal I, ekspor mebel diprediksi turun hingga 10 persen. Penguatan rupiah membuat pengusaha mebel merugi sehingga kegiatan ekspor tak bergairah. Pemerintah didesak segera melakukan intervensi. Pasalnya, penguatan rupiah juga memacu aksi impor berlebihan.
Jika terus dibiarkan, industri nasional akan kolaps karena industriawan beralih menjadi pedagang. Idealnya rupiah berada di posisi Rp 9.000. Sekarang ini posisinya Rp 8.500-Rp 8.600.
Pengusaha resah karena kontrak dagang dilakukan saat rupiah di level Rp 9.000 ke atas. "Artinya ada keuntungan yang hilang sebesar 5-10 persen," kata Ketua Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia Ambar Tjahyono di Jakarta, Kamis (26/5/2011).
Menurut dia, penguatan rupiah membuat kalangan importir barang dari Indonesia mengeluh karena harganya naik hingga 10 persen. Kondisi itu membuat mereka mengalihkan pembelian ke negara lain, yang harganya lebih murah.
"Sekarang ini jadinya serba susah. Kalau order buyer tidak dipenuhi, mereka kabur. Kalau dipenuhi, pengusaha merugi," kata Ambar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.