Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Nyatakan MA-60 Aman

Kompas.com - 30/05/2011, 08:37 WIB

XI'AN, KOMPAS.com — Xi’an Aircraft International Corporation (XAIC), produsen pesawat MA-60, menyatakan bahwa pesawat tersebut secara teknis aman dan sesuai standar keamanan penerbangan internasional. Dua buah pesawat MA-60 pesanan Merpati akan dikirim pekan ini.

Wartawan Kompas Subur Tjahjono melaporkan dari Xi’an, provinsi Shaanxi, China, untuk membuktikan keamanan tersebut, Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines Sardjono Jhony Tjitrokusumo mengajak 20 wartawan media cetak dan elektronik dari Indonesia mengunjungi pabrik pesawat MA-60 di kota Xi’an, Minggu (29/5/2011) sore.

Dalam kesempatan itu, perusahaan tersebut ikut berbelasungkawa dan minta maaf atas terjadinya musibah kecelakaan MA-60 di Kaimana, Papua Barat, 7 Mei lalu.

Pada Minggu pagi hingga siang, rombongan mencoba terbang dengan M-60 milik Joy Air China dengan rute Xi’an-Yan’an tiga jam pergi-pulang. ”Sejak musibah dan pemberitaan atasnya, load factor (tingkat keterisian) yang biasanya bisa 90 persen per hari, turun 25-40 persen,” kata Jhony ketika ditanya alasan membawa rombongan besar wartawan.

Rombongan disambut Wakil Presiden XAIC Gang Shaohua, Asisten Direktur Zhang Xiaohung, dan jajaran manajemen badan usaha milik negara China tersebut. XAIC berdiri tahun 1958.

Sebelum merakit atau membuat pesawat sipil, XAIC adalah produsen pesawat tempur militer. Saat ini, selain membuat pesawat militer dan merakit pesawat sipil sendiri, XAIC juga mengerjakan proyek subkontrak membuat sayap Airbus-319 dan bagian ekor (vertical vein) Boeing 737.

Proyek subkontrak itu juga diperlihatkan kepada wartawan. Namun, ada bagian tertentu yang dilarang untuk diambil gambarnya. Rombongan juga diajak melihat satu dari dua pesawat MA-60 Merpati yang akan dikirim pekan ini.

Di samping pesawat Merpati itu ada tiga MA-60 pesanan Tajik Air Tajikistan. Total MA-60 yang dibeli Merpati sebanyak 15 buah yang salah satunya mengalami kecelakaan di Kaimana, Papua Barat, pada 7 Mei lalu. Harga pesawat MA-60, menurut Sardjono, 11,2 juta dollar AS per unit.

Sebuah simulator MA-60 seharga 13,3 juta dollar AS juga ditunjukkan kepada pers. Simulator itu akan dikirim ke Surabaya pada Agustus 2011.

Mengenai perlunya sertifikasi MA-60, Gang Shaohua menyatakan, pesawat itu sudah mendapatkan sertifikasi di China dan Indonesia karena pesawat itu, antara lain, digunakan untuk penerbangan di China dan Indonesia.

Totalnya, kata Gang, ada 12 negara memakai MA-60. Gang menjelaskan, XAIC baru mengambil sertifikat Federal Aviation Administration (FAA) saat akan menjual produk lanjutan MA-60, yaitu MA-700, ke pasar Eropa dan Amerika Serikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

    Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

    Whats New
    17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

    17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

    Whats New
    Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

    Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

    Rilis
    Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

    Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

    Earn Smart
    Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

    Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

    Whats New
    Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

    Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

    Whats New
    Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

    Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

    Whats New
    Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

    Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

    Whats New
    Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

    Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

    Whats New
    Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

    Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

    Spend Smart
    PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

    PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

    Whats New
    Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

    Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

    Whats New
    Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

    Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

    Whats New
    Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

    Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

    Whats New
    Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

    Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com