JAKARTA, KOMPAS.com — Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi, cenderung menguat. Ini terjadi karena faktor pertumbuhan ekonomi global yang masih melambat sehingga menimbulkan kekhawatiran pelaku asing untuk berinvestasi di AS.
"Pelaku asing lebih suka menempatkan dananya di pasar Asia, khususnya Indonesia, karena imbal hasil yang diperoleh lebih tinggi ketimbang negara lain," kata analis PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Senin (30/5/2011).
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat lima poin menjadi Rp 8.548 per dollar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 8.553.
Menurut Rully Nova, rupiah juga mendapat dukungan dari Badan Pusat Statistik yang menyatakan bahwa deflasi akan terjadi pula pada Mei 2011. "Karena itu, pelaku pasar kemungkinan akan meningkatkan pembelian terhadap rupiah sehingga mata uang lokal itu terus mendekati angka Rp 8.500 per dollar AS," ucapnya.
Rupiah juga akan mendapat dukungan dari indeks harga saham gabungan yang kembali menguat dan diperkirakan pada pekan ini akan mencapai 3.900 poin. Ini karena sejumlah emiten membagikan dividen yang menunjukkan perusahaan itu meraih keuntungan. "Kami optimistis rupiah akan menguat hingga mencapai level Rp 8.500 per dollar AS, meski untuk mencapai level tersebut memerlukan waktu agak lama," kata Rully Nova.
Ia mengatakan, pelaku asing juga akan meningkatkan investasinya di dalam negeri karena prospek investasi di Indonesia masih cukup bagus. Bahkan, perusahaan Toyota dari Jepang berminat meningkatkan investasi sebesar Rp 1,7 triliun untuk meningkatkan kapasitas produksi mobil di dalam negeri. Hal ini menunjukkan bahwa pasar domestik masih menarik bagi asing untuk melakukan investasi baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.