JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, Hendrisman Rahim, mengungkapkan persaingan di industri asuransi jiwa akan cukup ketat, namun masih tetap akan sehat.
"Lima besar (perusahaan asuransi jiwa) pada tahun 2011 , itu diisi oleh perusahaan-perusahaan joint venture-lah," ungkap Hendrisman kepada Kompas.com via telepon, Senin ( 30/5/2011 ).
Perusahaan patungan ini, lanjut dia, merupakan kerjasama antara perusahaan asuransi nasional dengan perusahaan asing. "Ya mungkin porsi asingnya bisa sampai 90 persen. Tapi tetap ada (porsi) Indonesianya kan," ungkapnya.
Namun, ia memprediksikan perusahaan asuransi lokal yang besar dapat berkembang pada dua tahun ke depan. "Ya ada beberapa-lah sekarang ini, seperti Jiwasraya, Bumiputera. Yang sebenarnya tidak bisa juga kita anggap kecil," tambahnya.
Mengenai klaim, ia menyebutkan pertumbuhannya akan sulit diprediksi. Tetapi untuk pertumbuhan premi bisa mencapai 30-40 persen per tahunnya.
Menurutnya, untuk agen asuransi, lisensi menjadi hal yang utama. "Target kita, AAJI itu, akan punya 500.000 agen yang berlisensi," sebutnya. Baru dalam perjalanannya, agen-agen asuransi bisa menjadi perencana keuangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.