Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Targetkan 10 Miliar Dollar AS dengan Turki

Kompas.com - 02/06/2011, 12:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Perdagangan bilateral Indonesia dengan Turki masih terbilang kecil dengan nilai kurang dari 2 miliar dollar AS per tahun. Demikian Sekretaris Kabinet Republik Indonesia, Dipo Alam, dalam pembukaan acara Turkish Export Products Fair 2011 di Jakarta, Kamis (2/6/2011).

Selama ia menjabat sebagai Sekjen D-8 selama tahun 2007-2009, Dipo menuturkan ada komplain dari pihak Turki. Karena dalam perdagangan Turki dan Indonesia, Turki selalu defisit  400-600 juta dollar AS tiap tahun.

Oleh sebab itu, ia menyebutkan pemerintah menargetkan perdagangan kedua negara dapat ditingkatkan menjadi 10 miliar dollar AS. Secara geografi, jumlah penduduk kedua negara potensial sebagai pasar. "Turki kurang lebih dari 70 juta. Maka kalau digabung antara Indonesia dan Turki, (potensial) market yang dari jumlah penduduknya, ada 300 juta lebih," tuturnya.

Kemudian, dari produk domestik bruto (PDB) kedua negara jumlahnya dapat mencapai Rp 1,6 triliun dollar AS. "Hal penting untuk kedua negara ini karena Turki juga strategis secara geografis untuk Indonesia. Di mana Turki posisinya dekat dengan negara Eropa, Middle East, Afrika Utara, maupun ke Asia Barat," sebutnya.

Posisi ini, lanjut dia, menjadi penting bagi Indonesia untuk dapat masuk ke wilayah tersebut.

Selain itu, untuk mempermudah pengusaha Turki untuk datang ke Indonesia, pemerintah akan membuat konsulat di Istanbul. "(Sehingga) trader tidak perlu nanti apply visanya ke Ankara. Tapi cukup di Istanbul," tambahnya.

Bahkan, transportasi kedua negara ini juga dipermudah dengan bertambahnya frekuensi penerbangan maskapai Turkish Airlines untuk rute Jakarta-Istanbul setiap hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com