NEW YORK, KOMPAS.com — Mayoritas perbankan di Amerika Serikat (AS) berada dalam tekanan hebat untuk meningkatkan keamanan data maupun rekening nasabah. Regulator mendesak bank meningkatkan pengawasan setelah Citigroup Inc Rabu (8/6/2011) waktu setempat mengonfirmasi sebanyak 200.000 account milik nasabah di Amerika Utara dibobol peretas atau hacker.
Sebagai regulator, Federal Deposit Insurance Corp menyatakan tengah mempersiapkan langkah-langkah baru untuk keamanan data di perbankan yang lebih ketat. Chairman FDIC Sheila Bair, Kamis (9/6/2011) waktu setempat, memerintahkan beberapa bank agar memperkuat otentikasi transaksi ketika nasabah mengakses rekening secara online.
Sementara Citigroup bersikeras pelanggaran itu telah dibatasi. Namun, para ahli mengatakan serangan itu akan mendorong perombakan keamanan industri perbankan secara besar-besaran.
Citigroup memiliki unit Citibank yang merupakan bank terbesar ketiga di Amerika. Serangan peretas pada Mei lalu menambah daftar panjang perusahaan yang berhasil disusupi penjahat dunia maya.
Para ahli menyatakan serangan itu memaksa regulator untuk berbuat lebih banyak terkait soal keamanan. "Pembolan itu sudah mencapai titik kritis," ujar analis keamanan Gartner Research, Avivah Litan.
Ini bukan pertama kalinya Citigroup diserang oleh hacker. Pada 2008 silam, server milik Citigroup juga pernah dibobol. Duit senilai 750.000 dollar AS di ATM New York City raib dalam peristiwa ini. (Dyah Megasari/Kontan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.