Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Bakal Turun?

Kompas.com - 13/06/2011, 07:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Emas melemah lebih dari 1 persen Jumat lalu, mencapai level terendahnya pada level support sebulan karena dollar AS memperluas kenaikannya terhadap euro. Namun, tekanan terhadap masalah Eropa diperkirakan masih memengaruhi pergerakan logam mulia ini.

Pasar spot emas anjlok ke level terendah dalam satu minggu, yaitu 1.525,74 dollar AS per ounce dan diperdagangkan pada level 1.528,04 dollar AS per ounce pada pukul 1406 GMT. Padahal, emas sempat naik ke 1.543,60 dollar AS per ounce pada penutupan New York, Kamis sebelumnya. Emas di pasar futures AS untuk pengiriman bulan Agustus juga melemah 13,90 dollar ke level 1.528,80 dollar AS per ounce.

Rekhmen Abadi, analis Valbury Asia Futures, mengatakan, emas akan dipengaruhi data ekonomi AS. Yang akan menjadi fokus pasar berikutnya adalah inflasi, yang diprediksi masih jinak. Hal inilah yang akan membuat The Fed AS memegang teguh sikapnya terhadap kebijakan moneter yang ultralonggar ataupun ultrarendah dalam jangka waktu yang panjang.

Sementara rilis pesimistis data ekonomi AS belakangan ini menyebabkan investor cenderung memegang aset aset aman risiko seperti obligasi dan menjauhi diri dari pasar ekuitas khususnya menjelang tahap akhir program quantitative easing ke 2 (QE2) pada akhir Juni ini. Akhir dari QE2 berarti "penarikan uang dari meja", likuiditas akan rendah, serta akan meningkatkan risiko bagi aset-aset yield tinggi (risiko tinggi) dan pasar negara berkembang.

Analis emas, Herien Douglas, memprediksi harga emas diperkirakan masih akan merosot didukung pada indikator RSI dan momentum yang anjlok. ”Chart harian mulai menembus garis trend channel, untuk diproyeksi adanya downtrend,” ujarnya, Minggu (12/6/2011).

Herien juga menggambarkan pergerakan hourly chart juga sempat menembus level terendah. ”Waspadai arah pada level resistance 1.544-1.549, harga dapat berbalik jika tembus level tersebut,” saran Herien. (Dyah Megasari/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com