Mari: Ekspor-Impor Masih Stabil

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyebutkan, kinerja ekspor-impor masih stabil pada kuartal kedua tahun ini.

"Kita perkirakan sih mungkin masih stabil ya. Karena target tahun ini 12-16 persen, kalau sampai dengan empat bulan pertama kan pertumbuhannya 30 persen. Saya pikir mungkin masih kurang lebih di atas 20-an persen," ungkap Mari, dalam daily press briefing World Economic Forum on East Asia (WEF EA) 2011 , di Jakarta, Senin ( 13/6/2011 ).

Memang kinerja ekspor non migas selama kuartal pertama tahun 2011 berada di atas target. Selama kuartal pertama tahun ini, kinerja ekspor non migas tumbuh meyakinkan dengan kenaikan sebesar 29,3 persen dari periode yang sama tahun lalu. Atau, nilainya telah mencapai 50,3 miliar dollar AS.

Angka tersebut telah melebihi target tahunan pemerintah yang hanya mengharapkan pertumbuhan sebesar 12-15 persen saja.

Mari menyebutkan, hal ini menandakan semakin membaiknya pasar eksternal, terutama di Asia. Selain itu, pencapaian tersebut juga didorong oleh kerjasama FTA (Free Trade Area) atau EPA (Economic Partnership Agreements).

"Juga penting untuk dicatat, dipandang dari siklus bulan per bulan perkembangan ekspor, angka ekspor April lalu itu merupakan angka tertinggi dibandingkan ekspor bulan April pada tahun-tahun sebelumnya," ujar Mari, beberapa waktu lalu.

 Berdasarkan negara tujuan, ekspor ke pasar ASEAN tumbuh cukup signifikan dengan 34,65 persen pada kuartal pertama ini. Sementara itu, ekspor ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) juga turut naik sebesar 21,39 persen, atau mencapai 4,01 miliar dollar AS.

Kenaikan tinggi dalam nilai ekspor juga dialami oleh ekspor dengan tujuan Amerika Serikat. Nilai ekspor ke negara Paman Sam ini naik 24,53 persen, atau mencapai 4,05 miliar dollar AS.

Ekspor ke Jepang justru mengalami pertumbuhan yang lebih kecil daripada RRT, Amerika Serikat dan ASEAN, dengan 18,16 persen. Nilainya mencapai 4,93 miliar dollar AS selama kuartal pertama 2011 . "Angka-angka tersebut sekaligus memberi sinyal atau informasi bahwa disamping membaiknya pasar eksternal, terutama di Asia, hasil kerjasama FTA atau EPA semakin efektif mendorong ekspor non migas kita," tuturnya.