Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Renmimbi dan Euro Akan Temani Dollar AS?

Kompas.com - 14/06/2011, 08:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Krisis ekonomi yang menghantam Amerika Serikat sejak 2007 semakin menenggelamkan pamor dollar AS. Di pihak lain, keperkasaan China semakin membangkitkan peranan renmimbi, terutama dalam perdagangan dunia. Kondisi ini memunculkan prediksi bahwa renmimbi layak bersanding bersama dollar AS dan euro sebagai mata uang utama dunia.

Dalam panel World Economic Forum on East Asia bertema Volatilitas Mata Uang: Menyeimbangkan Fleksibilitas dan Stabilitas, para panelis sepakat bahwa dollar AS takkan berperan sendirian lagi sebagai mata uang dunia di masa yang akan datang. Karena itu, mereka mendiskusikan kemungkinan renmimbi sebagai mata uang internasional, termasuk kemungkinan renmimbi, dollar AS, dan euro dipakai menjadi patokan dalam basket Special Drawing Rights (SDR) atau surat berharga keluaran IMF.

Namun, Deputy Managing Director IMF Naoyuki Shinohara menyatakan, renmimbi saat ini masih belum siap. “Renmimbi sudah digunakan untuk transaksi keuangan internasional dan transaksi perdagangan internasional. Namun, renmimbi untuk transaksi finansial internasional masih sangat kecil. Jadi masih sangat prematur untuk menempatkan renmimbi sebagai mata uang internasional,” jelasnya, Senin (10/6/2011).

Selain itu, renmimbi juga tak sepenuhnya mudah untuk ditukarkan dengan berbagai mata uang lain. Alessandro Magnoli Bocchi, Kepala Ekonom KCIC yang merupakan perusahaan investasi dari Kuwait, menegaskan bahwa dunia yang memiliki lebih dari satu mata uang internasional baru bisa tercapai setidaknya satu dekade lagi. “Pada saat itu akan ada lebih sedikit mata uang di dunia, namun lebih banyak mata uang devisa dunia,” imbuhnya. Saat itu, dollar AS akan kehilangan perannya sebagai mata uang tunggal dunia, euro dan yuan kemungkinan akan menjadi mata uang devisa tersebut.

Namun, dalam jangka menengah sekitar 3 tahun sampai 5 tahun ke depan, ia memprediksi bank-bank sentral di Asia masih akan berperan sama seperti sekarang, begitu pula rezim mata uang di dunia yang masih akan banyak memakai managed exchange rate. “Masih banyak yang memakai instrumen mata uang sebagai alat untuk mendongkrak daya saing dalam perdagangan internasional,” imbuhnya. Ia menyarankan agar negara-negara mengurangi ketergantungan terhadap nilai tukar untuk menambah daya saing. “Lebih baik mengandalkan inovasi yang mengandalkan teknologi lokal,” tambahnya.

Namun, menurut Group CEO Standard Chartered Bank Asia Jaspal S Bindra, tiap negara memiliki strategi masing-masing menyangkut nilai tukar mata uangnya. Pelemahan renmimbi, kata dia, bukanlah sengaja untuk menjatuhkan ekspor Amerika Serikat. “China berupaya memecahkan problemnya sendiri, yakni sebagai negara yang sangat tergantung pada ekspor. Jika itu tak dilakukan, ekspor akan menurun dan akhirnya akan menimbulkan kekacauan sosial,” jelasnya.

Sebaliknya, Singapura justru sengaja membiarkan mata uangnya menguat. Dengan begitu, negara itu bisa mengimpor lebih murah untuk memperkuat pertumbuhan industrinya. Pertumbuhan industri yang tinggi itu pada akhirnya akan menarik investasi asing masuk ke pasar portofolionya.

Contoh yang lebih ekstrem lagi adalah yang diperbuat AS. Saat ini dollar As melemah gara-gara kebijakan quantities easing yang dilakukan Pemerintah AS. Pemerintah AS membeli surat utang dari pasar sehingga pasar finansial AS kebanjiran likuiditas. “Sebagian pemulihan AS justru berasal dari hal yang selama ini mereka keluhkan,” imbuhnya. (Rik/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Bela Warung Madura, Menteri Teten: Jangan Sampai Tersisih oleh Ritel Modern

Bela Warung Madura, Menteri Teten: Jangan Sampai Tersisih oleh Ritel Modern

Whats New
Info Lengkap Mata Uang Riyal ke Rupiah

Info Lengkap Mata Uang Riyal ke Rupiah

Whats New
Hindari Macet Demo Buruh 1 Mei, KAI Ubah Operasional 12 Kereta Api

Hindari Macet Demo Buruh 1 Mei, KAI Ubah Operasional 12 Kereta Api

Whats New
Mengenal Mata Uang Israel dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Mengenal Mata Uang Israel dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Whats New
Duduk Perkara soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Berawal dari Keluhan Minimarket

Duduk Perkara soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Berawal dari Keluhan Minimarket

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Rabu 1 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Rabu 1 Mei 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 1 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 1 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
7 Bandara Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 50 Penerbangan Terdampak

7 Bandara Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 50 Penerbangan Terdampak

Whats New
Harga Bahan Pokok Rabu 1 Mei 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Rabu 1 Mei 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Emiten Kendaraan Listrik VKTR Catat Pendapatan Bersih Rp 205 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Kendaraan Listrik VKTR Catat Pendapatan Bersih Rp 205 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com