Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Pertambangan Kian Prospektif

Kompas.com - 14/06/2011, 18:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri pertambangan di Tanah Air diperkirakan akan tumbuh pesat dalam lima tahun ke depan dan menjadi sektor yang makin strategis bagi Indonesia. Hal ini akan mendorong meningkatnya investasi asing di sektor tersebut dengan dukungan perbankan nasional maupun internasional.

Hal ini disampaikan Gautier Dirckx, Regional Head, Energy and Commodity Finance BNP Paribas, dalam sambutannya pada acara penandatanganan perjanjian pinjaman sindikasi 600 juta dollar AS kepada PT Newmont Nusa Tenggara, Selasa (14/6/2011), di Jakarta.

Menurut Dirckx, sektor pertambangan telah menjadi sektor yang semakin strategis bagi Indonesia dan karenanya pihak BNP Paribas bertekad untuk tumbuh bersama di dalamnya. Indonesia merupak an penghasil tembaga terbesar keempat di dunia, dan juga penghasil timah serta nikel terbesar kedua di dunia.

Mulai tahun 2010, nilai industri pertambangan mencapai lebih dari 73 miliar dollar AS, yang menyumbang sekitar 11 persen terhadap produk domestik bruto Indonesia. Dalam lima tahun ke depan, pihaknya yakin industri pertambangan Indonesia akan men capai tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan digit ganda.

"Pertambangan adalah penggerak ekonomi integral bagi Indonesia, di mana PT NNT merupakan perusahaan penghasil tembaga dan emas terbesar di Indonesia," kata dia. Pertumbuhan yang baik ini mencerminkan tingkat kesehatan yang baik dalam sector pertambangan, yang didukung oleh tingginya harga komoditas, dan kian pentingnya investasi asing di Indonesia.

Dirckx menilai, pesatnya pertumbuhan ini mencerminkan tingkat kesehatan yang baik dalam sektor pertambangan, yang didukung tingginya harga komoditas, dan semakin pentingnya investasi asing di Indonesia. "Kami melihat, harga tembaga akan tetap tinggi lantaran adanya defisit pasokan struktural dalam jangka menengah dan permintaan yang terus meningkatkan," ujarnya.

Produksi tambang tembaga global akan menghadapi kendala karena makin menipisnya cadangan serta rendahnya rata-rata kadar tembaga dunia. Di lain pihak, tingkat urbanisasi yang begitu pesat di dunia, terutama di China dan India, terus mendorong permintaan akan tembaga yang terus meningkat khususnya untuk barang-barang elektronik atau listrik dan konstruksi.

Atas dasar itu, pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung pembiayaan untuk proyek-proyek besar seperti PT NNT, Oyu Tolgoi di Mongolia atau proyek-proyek tambang tembaga di African central belt. "Kami meyakini, pasokan akan dapat memenuhi permintaan yang terus meningkat ini, dan masa depan sektor ini akan cerah," ujarnya.

Pihaknya juga terdorong untuk meningkatkan investasi asing di sektor pertambangan Indonesia karena iklim investasi yang makin baik di Indonesia. "Kami melihat masuknya perusahaan-perusahaan asing yang terus meningkat dengan membawa pengetahuan mereka ke Indonesia untuk mengembangkan berbagai proyek dengan mitra lokalnya, di sektor pertambangan batubara dan juga dalam proyek-proyek pertambangan logam dasar serta logam mulia dan proyek-proyek infrastruktur," ujarnya.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi mengemukakan, sebagai bank terbesar di Indonesia, Bank Mandiri akan terus meningkatkan peran aktif dalam mengembangkan industri pertambangan di Indonesia, sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Saat ini industri pertambangan di Indonesia merupakan industri yang menarik karena pertumbuhannya sangat signifikan dalam 10 tahun terakhir, seperti terlihat dari perkembangan perusahaan pertambangan batubara, emas, ferronikel. "Kami berharap peran aktif Bank Mandiri dapat mendorong kontribusi lebih baik dari sektor pertambangan terhadap ekonomi Indonesia," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com