JAKARTA, KOMPAS.com — Melihat angka pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,5 persen pada kuartal pertama tahun ini, menandakan konsumsi belum terlalu kuat.
"Artinya kalau kita bandingkan historisnya saja. Belum bisa dikatakan kuat konsumsi ini," ungkap Kepala Biro Humas Bank Indonesia, Diffi Ahmad Johansyah, di Jakarta, Selasa (14/6/2011).
Dengan tingkat permintaan yang belum kuat tersebut, lanjut dia, dari sisi produksinya, masih bisa dikatakan masih bisa mengimbangi. "Tapi, ke depan, kami (BI) memperkirakan ini masih bisa naik mendekati 5 (persen). Dalam akhir tahun ini, kami memperkirakan bisa 4,8 (persen), kalau tidak salah. Tapi itu pun masih bisa dikatakan terbatas juga," tambahnya.
Hal yang lebih perlu dicermati adalah bagaimana kapasitas produksi dapat mengimbangi permintaan. Untuk ini, BI akan selalu mencermatinya. Karena hal ini dapat menyebabkan inflasi. "Jadi, konsepnya yang penting adalah dia (produksi) dapat mengimbangi atau tidak. Jadi biarpun pertumbuhan (konsumsi) biasa-biasa saja, atau angkanya moderat saja. Bisa tidak inflasi, sepanjang suplainya mengimbangi," sebutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.