Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Masih Tertekan

Kompas.com - 27/06/2011, 10:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS Senin (27/6/2011) pagi melanjutkan pelemahan berada di posisi Rp 8.610, dipicu kondisi perekonomian global yang masih tidak menentu, sehingga membuat investor masih pada posisi ambil untung.

Kurs mata uang rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan Senin pagi bergerak melemah 15 poin ke level Rp 8.610 dibanding posisi terakhir sebelumnya Rp 8.595.

Pengamat pasar uang Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin mengatakan, masih minimnya sentimen positif baik dari dalam negeri maupun eksternal membuat pergerakan rupiah terhadap dollar AS tertekan.

Ia menambahkan, beberapa asumsi makro untuk rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) pada 2012 seperti pertumbuhan ekonomi antara 6,6 persen hingga tujuh persen, inflasi (yoy) antara empat persen hingga 5,3 persen dan nilai tukar rupiah terhadap dolar antara Rp 8.600-Rp 9.100 dianggap terlalu optimis di tengah ketidakpastian pasar keuangan global saat ini.

Namun, lanjut dia, potensi untuk pencapaiannya masih sangat terbuka ke depan. Asumsi ini juga mengindikasikan pemerintah masih mengharapkan pasar Indonesia menjadi tumpuan investasi global. "Dengan target pertumbuhan ekonomi yang tinggi disertai perkiraan inflasi yang rendah dapat menarik investor masuk ke dalam negeri," katanya.

Ia memprediksi, pada perdagangan hari ini, kami melihat sentimen positif pada rupiah akan berlanjut didukung oleh solusi penyelesaian utang Yunani.

Ia mengatakan, pertemuan pemimpin Uni Eropa (UE) yang sepakat membantu Yunani dengan program baru dan melakukan segala upaya untuk menstabilkan perekonomian di zona eropa dan diprediksi akan berdampak positif pada perekonomian Asia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com