JAKARTA, KOMPAS.com — Inflasi mengalami kenaikan dengan mencapai 0,55 persen pada Juni 2011. Pada bulan sebelumnya (Mei), inflasi hanya sebesar 0,12 persen.
"Saya agak malu. Kemarin saya sering mengatakan 0,1 (persen), 0,2 (persen). Faktanya 0,55 persen. Ya ini, bukan surprise, ya. Tapi memang begini, saya ingin mengatakan sampai minggu ketiga itu memang harga-harga masih bisa kita lihat perkiraannya pada sekitar 0,1-0,2 pada minggu ketiga. Tapi pada minggu keempat, minggu terakhir ini, ada kenaikan yang cukup signifikan terhadap harga bahan pokok. Sehingga hasil akhir dari inflasi bulan Juni ini menjadi 0,55 persen," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik, Rusman Heriawan, di Jakarta, Jumat (1/7/2011).
Selama bulan Januari-Juni 2011, inflasi mencapai 1,06 persen. Padahal sebelumnya inflasi tahun kalender hingga bulan Mei lalu kurang dari 1 persen (0,51 persen). Sementara itu, inflasi year on year mencapai 5,54 persen. Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan inflasi year on year bulan Mei sebesar 5,98 persen.
"Sebab pada Juni 2010, angka inflasi kita itu 0,97 persen. Jadi dengan inflasi bulan Juni 2011 (sebesar) 0,55 persen. (Inflasi) year on year-nya menjadi tertarik ke bawah (turun)," ujarnya.
Untuk inflasi inti, pada bulan ini berada pada persentase yang cukup tinggi, sebesar 0,33 persen. Inflasi inti year on year mencapai 4,63 persen. "Kita cukup khawatir, tetapi belum sampai menyentuh 5 persen untuk core inflation (inflasi inti)," ungkapnya.
Sementara itu, berdasarkan kota, dari 66 kota yang diteliti untuk keperluan inflasi ini, Tanjung Pinang menjadi satu-satunya kota yang tidak mengalami inflasi.
"Inflasi tinggi di kota Ambon sebesar 3,76 persen dan Sorong sebesar 2,35 persen. Inflasi yang terendah terjadi di Padang Sidempuan sebesar 0,04 persen. Sedangkan, deflasi di Tanjung Pinang sebesar 0,57 persen," tambahnya.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, bahan makanan memberikan andil terbesar bagi inflasi 0,55 persen, dengan sumbangan sebesar 0,3 persen. "Dari inflasi 0,55 persen, beras menyumbang 0,77 persen. Kemudian, daging ayam ras itu juga menyumbang inflasi yang sama sebesar 0,07 persen. Ini karena mungkin masalah pakan dan sebagainya," kata Rusman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.