Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Uang Nontunai Telco, Ancaman bagi Bank?

Kompas.com - 20/07/2011, 13:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kehadiran produk operator telekomunikasi yang mengelola uang nontunai menjadi pembahasan hangat belakangan ini. Ada bank yang menyebutkan ini menjadi kesempatan untuk menggarap pasar dari operator yang belum tersentuh oleh bank. Ada bank yang menilai kehadiran operator mengelola uang nontunai sebagai ancama bagi fungsi intermediasi bank.

Operator sebagai Ancaman?

Direktur Utama PT BNI Tbk, Gatot Suwondo, menyebutkan, kehadiran operator telekomunikasi dengan produknya mengancam keberadaan bank. "Saya di-interviews dengan CNBC, kaitannya dengan telekomunikasi. Saya bilang sama mereka, kami sebagai perbankan dua atau tiga tahun ke depan, bagi kami saingan utama bukannya asing. Saingan utama Perusahaan Telco. Kenapa? Karena mereka bisa masuk arena kita. (Sementara) kita tidak bisa masuk arena dia," ungkap Gatot di Jakarta, Senin (13/6/2011).

Ia menuturkan, jasa remitansi (pengiriman uang) melalui SMS dapat mengancam fungsi intermediasi dari bank. "Kami coba pelajari transaksi kecil, yaitu Rp 50.000 ke bawah, untuk beli rokok, minuman. Itu hampir Rp 70 triliun. Nah, itu kalau bisa dialihkan ke SMS, (atau) transaksi telekomunikasi. Waduh bisa-bisa kehilangan (penerimaan)," ungkapnya. Apalagi perkembangan teknologi komunikasi cukup cepat sehingga variasi produk operator dapat bermacam-macam.

Bahkan, ia berpendapat perusahaan telekomunikasi jangan diberi kebebasan untuk buka current account. Kalau itu terjadi, dana dari 156 juta pelanggan di Indonesia ini, atau dapat berarti 156 juta nasabah, dan mereka bisa buka account, maka dana semua akan lari ke perusahaan telekomunikasi tersebut.

Operator Dapat Menjadi Mitra?

Berbeda dengan pandangan Gatot, Direktur Perbankan Konsumer BII, Stephen Liestyo, justru mengemukakan hal yang positif.

Ia menuturkan, operator telekomunikasi tidak akan masuk ke dalam dunia perbankan karena belum mempunyai izin banking. Oleh sebab itu, perusahaan operator dapat bekerja sama dengan bank. "Ini kalau enggak di-bridging, ini enggak jalan dua-duanya," ujar Stephen di sela-sela "BII Journalists Training 2011 " di Yogyakarta, Sabtu (16/7/2011).

"Tetapi saya pikir kalau ini bisa kawin berdua, malah masyarakat yang untung," kata Stephen.

Kerja sama ini perlu karena keduanya punya kelemahan. Bank tidak bisa akses ke pelanggan operator yang jumlahnya cukup besar. Di sisi lain, uang yang ada di Telco pun hanya uang virtual. Uang ini dapat dijadikan uang riil hanya oleh perbankan (bank). "Ini daerahnya banking," ujarnya.

Ia pun menyebutkan ada potensi pasar sebesar 93 miliar dollar AS dari pelanggan operator Telco yang belum digarap baik oleh bank dan Telco sendiri terkait e-money.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com