Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jual Elpiji, Pertamina Rugi Rp 2 Triliun

Kompas.com - 21/07/2011, 15:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Pertamina (Persero) memperkirakan kerugian penjualan elpiji nonsubsidi mencapai Rp 2 triliun pada semester I tahun ini. Jumlah kerugian sepanjang kuartal II-2011 sama dengan jumlah kerugian kuartal I-2011.

"Kuartal I-2011 kerugian yang diderita sekitar Rp 1 triliun, kemungkinan semester berikutnya sama," ujar Vice President Communication Pertamina Mochammad Harun, Kamis (21/7/2011).

Menurut Harun, jumlah kerugian pada kuartal II sama dengan kuartal I karena harga elpiji di pasar sepanjang enam bulan pertama stabil. Ia menambahkan, apabila harga elpiji di pasar tetap sama, hingga akhir tahun jumlah kerugian bisa tembus hingga Rp 4 triliun.

Meski demikian, Pertamina memproyeksikan rugi karena penjualan elpiji nonsubsidi hanya sekitar Rp 3,6 triliun. Alasannya, sepanjang tahun 2011 pasti terjadi fluktuasi harga. Ia berharap turunnya harga elpiji akan memperkecil jumlah kerugian elpiji Pertamina.

"Tetapi, hal itu sulit dipastikan karena harga elpiji akan melihat demand market-nya seperti apa. Kami masih belum bisa memprediksi harga sepanjang tahun karena kondisi bisa berubah," kata Harun. Diketahui, harga keekonomian elpiji saat ini adalah sekitar Rp 8.500 per kilogram, tetapi Pertamina menjual Rp 7.355 per kilogram.

Senada dengan Harun, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Djaelani Sutomo mengatakan, kerugian dari penjualan elpiji kemasan 12 kg dan 50 kg tersebut karena adanya peningkatan biaya produksi elpiji yang berbanding terbalik dengan harga jual. Apalagi, kata Djaelani, penjualan elpiji 3 kg tidak terlalu menggembirakan sehingga keuntungan Pertamina terus tergerus dengan penjualan elpiji.

Pada tahun ini, kata Djaelani, Pertamina berharap meraup untung sebesar Rp 1,3 triliun untuk elpiji 3 kg. "Tapi, belum tercapai karena konversi belum selesai, harga elpiji dan biaya operasi juga meningkat," kata Djaelani.

Sebagai gambarannya, selama tahun 2011 Pertamina berharap mampu menjual elpiji 3 kg sebesar 3,5 juta metrik ton. Seharusnya, pada kuartal I-2011, BUMN migas itu sudah meraup penjualan elpiji 3 kg sebesar 768.800 metrik ton. Sayangnya, realisasinya penjualan elpiji 3 kg hanya mencapai 735,1 metrik ton atau meleset sekitar 21 persen.

Berbeda halnya dengan penjualan elpiji 3 kg, untuk penjualan elpiji 12 kg dan 50 kg terus melebihi target sehingga kerugian Pertamina selain karena harga elpiji yang naik juga disebabkan permintaan elpiji nonsubsidi terus melambung tinggi.

Untuk penjualan elpiji 12 kg dan 50 kg, pada 2011 ditargetkan mencapai 0,90 metrik ton. Pada kuartal I-2011, Pertamina mematok target mampu menjual elpiji 12 kg dan 50 kg sebesar 0,23 metrik ton. Realisasinya, Pertamina menjual sebanyak 0,29 metrik ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com