Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Beras Bertambah 1,8 Juta Ton

Kompas.com - 21/07/2011, 17:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Pertanian akan melakukan revitalisasi penggilingan padi atau (rice milling unit/RMU) untuk mendukung surplus produksi beras 10 juta ton. Dengan merevitalisasi RMU, berpotensi menambah produksi beras hingga 1,8 juta ton.

Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian Zaenal Bachruddin. Dia mengatakan, pihaknya belum menghitung secara mendetail kebutuhan dana investasi untuk revitalisasi RMU. Namun, pada 2011 ini pihaknya akan mengalokasikan anggaran Rp 150 miliar untuk revitalisasi RMU, yang diambil dari penghematan APBN di Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi beras 10 juta ton.

Data Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras tahun 2008 menunjukkan, jumlah RMU nasional 110.452 unit, terdiri atas 4.950 RMU besar, 15.102 RMU sedang, dan 90.400 RMU kecil.

Menurut Zaenal, revitalisasi tidak saja mengganti atau merombak mesin penggilingan menjadi lebih modern sehingga beras yang dihasilkan lebih berkualitas, tetapi juga mendorong agar gabungan kelompok tani yang menjadi ujung tombak dalam pengelolaan RMU bisa menjalankan bisnis RMU agar berkelanjutan. Karena itu, jiwa bisnis dan industri mereka juga harus ditumbuhkan.

Menurut Zaenal, revitalisasi RMU perlu dilakukan karena tingkat kehilangan hasil dalam industri penggilingan padi masih cukup besar. Saat ini berdasarkan kajian yang ada, rendemen padi rata-rata nasional hanya 55,71 persen. Dengan kata lain, untuk tiap 100 kilogram gabah kering giling menghasilkan beras 55,71 kilogram. Memang tiap daerah berbeda. Ada yang tingkat rendemennya tinggi, ada yang masih rendah.

"Kalau kita tingkatkan rendemen di penggilingan hingga 61,48 persen, akan ada penambahan produksi beras 123 kilogram per hektar," katanya.

Dengan asumsi harga beras Rp 4.500 per kilogram, penambahan produksi 123 kilogram per hektar dengan menekan kehilangan hasil dalam proses penggilingan, akan mampu memberikan tambahan pendapatan Rp 550.000 per hektar. Kalau dihitung secara nasional dengan produksi padi lebih dari 66 juta ton GKG, akan ada penghematan Rp 6,3 triliun.

Data berbeda ditunjukkan Perpadi. Rata-rata kehilangan hasil di tingkat penggilingan 3,5 persen, atau sedikit di atas pengeringan. Dengan melakukan revitalisasi berpotensi menyelamatkan produksi beras hingga 1,8 juta ton. Bahkan, potensi kehilangan hasil yang bisa diselamatkan bisa mencapai 2 juta ton atau senilai Rp 10 triliun. Karena rendemen bisa dinaikkan 4-7 persen, butir patah berkurang 5-15 persen, serta mutu beras naik menjadi kualitas 1, 2, dan 3.

Dari pengalaman yang dilakukan Perpadi, revitalisasi RMU yang dilakukan di Kabupaten Subang, Jawa Barat, mampu mencapai rendemen padi hingga 65,5 persen. Kualitas beras yang tadinya bermutu 4 dan 5 bisa ditingkatkan ke kualitas 1, 2, dan 3. Menteri Pertanian Suswono menggarisbawahi ada tiga pilar pelaksanaan revitalisasi, yakni revitalisasi teknologi, kelembagaan, dan permodalan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Whats New
Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Smartpreneur
Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com