Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stok Sapi Pasca-Lebaran Perlu Diperhatikan

Kompas.com - 25/07/2011, 17:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh mengatakan, ketersediaan sapi dan dagingnya pada masa setelah Lebaran harus mendapatkan perhatian. Fokus kepada ketersediaan menjelang dan saat Lebaran menyebabkan ketersediaan pada masa setelahnya kadang terlupakan. Hal ini disampaikannya dalam rapat koordinasi mengenai ketersediaan sapi dan dagingnya di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (25/7/2011).

"Jadi, kita pun mempertimbangkan itu. Dari penghitungan stok yang ada bahwa sapi impor yang selama ini sudah diimpor (dan) sudah digemukkan, sudah ada kira-kira 159.000 ekor. Dan, sapi lokal yang siap dalam artian masih dalam proses penggemukan sudah ada 15.000  ekor sehingga total mencapai 174.000 ekor. Itu kira-kira cukup memasok sampai H-2 Lebaran," ujar Deddy.

Untuk data ketersediaan daging, sejumlah daerah mengalami kenaikan yang cukup besar, di antaranya Gorontalo dan Bengkulu, dengan kenaikan lebih dari 10 persen. Sementara itu, Medan, Palembang, dan Pekanbaru mengalami kenaikan dengan kurang dari 5 persen. Penurunan justru terjadi di Jakarta dan Manokwari. Daerah lainnya terjadi kenaikan 5-10 persen.

Sebagai upaya menjamin stok pasca-Lebaran ini, sejumlah asosiasi telah meminta jaminan dari pemerintah tentang adanya pemberian izin mengimpor sapi pada triwulan keempat sesegera mungkin. Terhadap permintaan tersebut, ia mengungkapkan, pemerintah akan melakukan penghitungan kembali stok yang ada sehingga diharapkan pertengahan Agustus alokasi impor sapi sudah dapat dilakukan.

"Ada juga yang memperkirakan untuk sampai akhir tahun, kemungkinan juga ada perlu tambahan impor daging, dan itu perlu diperhitungkan kembali," tuturnya.

Ia juga mengingatkan perlu dilakukan klarifikasi atas data yang ada, termasuk penghitungan Badan Pusat Statistik yang baru akan selesai pada November. Data selama ini, tutur dia, sapi dan kerbau ada 15,2 juta ekor. Dari jumlah tersebut, 12,2 persennya merupakan jantan yang potensial untuk dipotong tahun ini.

"Berdasarkan data itu yang nantinya akurasinya lebih tinggi lagi setelah November. Namun, untuk menghadapi semester ketiga, kami akan menghitung berdasarkan data-data lalu," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com