Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengawas Bursa AS Usut Metodologi Rating S&P

Kompas.com - 14/08/2011, 10:43 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Pengawas pasar modal Amerika Serikat sedang mengkaji metode yang dipakai lembaga rating Standard & Poor's untuk menurunkan peringkat surat utang Amerika Serikat. Seorang sumber mengatakan, Securities and Exchange Commision (SEC) juga sedang mengusut kemungkinan keputusan pemangkasan surat utang Amerika Serikat telah bocor terlebih dahulu ke pasar modal sebelum diumumkan.

Sumber itu membisikkan, SEC sedang menguji kebijakan S&P dalam melakukan analisis terhadap pemangkasan surat utang Amerika Serikat dari AAA menjadi AA+. Selain itu, SEC ingin memastikan apakah S&P telah mematuhi prosedur yang dibuat.

Sebelumnya, pemerintah Negeri Uwak Sam tersebut menuduh S&P telah melakukan kesalahan dalam perhitungan pengurangan peringkat surat utang tersebut. Namun, S&P membantah tudingan itu.

S&P juga membantah telah terjadi kebocoran informasi sebelum penurunan peringkat surat utang itu dilakukan. "S&P menganggap informasi penurunan surat utang itu sangat rahasia dan sesuai dengan kebijakan sekuritas," kata Juru Bicara S&P Ed Sweeney.

Pemangkasan peringkat surat utang Amerika Serikat tersebut merupakan yang pertama kali dalam sejarah. Asal tahu saja, pemangkasan rating surat utang ini terjadi setelah parlemen dan Kongres Amerika Serikat menyetujui penambahan batas utang sebesar  2,4 triliun dollar AS dalam tempo 10 tahun. Penambahan pagu utang ini lebih rendah dari yang disarankan S&P yakni sebesar 4 triliun dollar AS. Selain itu, S&P menurunkan peringkat utang Amerika Serikat lantaran kekhawatiran kondisi politik.

Akibat penurunan peringkat ini telah memicu aksi jual besar-besar yang diperkirakan mencapai 6,8 triliun dollar AS. Pemangkasan peringkat surat utang ini telah membuat bursa global bergejolak. Indeks S&P 500 telah melemah 1,7 persen menjadi 1.178,81 dalam lima hari yang berakhir pada 12 Agustus lalu. (Edy Can/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

    Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

    Spend Smart
    Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

    Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

    Spend Smart
    Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

    Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

    Spend Smart
    Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

    Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

    Whats New
    Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

    Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

    Whats New
    Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

    Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

    Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

    Whats New
    Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

    Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

    Whats New
    Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

    Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

    Whats New
    Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

    Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

    Whats New
    Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

    Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

    Whats New
    Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

    Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

    Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

    Whats New
    Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

    Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

    Whats New
    Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

    Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com